Sukses

Surabaya Punya Kampung Jahit Nusantara, Kualitas Produknya Tidak Kalah dengan Pabrik

Eri menyakinkan, produk dari Kampung Jahit Nusantara ini tidak kalah bagus dengan produk yang ada di pasaran.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Kampung Jahit Nusantara di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes. Dengan adanya ini, diharapkan masyarakat Kota Surabaya bisa mandiri menjadi seorang entrepreneur agar terbebas dari kemiskinan.

"Kampung Jahit Nusantara ini merupakan bagian dari wujud kebangkitan ekonomi kerakyatan yang harus terus digalakkan di Kota Pahlawan," ujar Eri, Selasa (14/6/2022).

Eri mengatakan, setelah Kampung Jahit Nusantara ini diresmikan, di saat itu lah Pemerintah Kota (Pemkot) sebagai marketingnya untuk memastikan kualitas produk buatan UMKM jahit Surabaya tidak kalah baik dengan kualitas buatan luar negeri maupun pabrik.

"Karena produk ini nantinya kan bukan hanya Pemkot Surabaya saja yang order, akan tetapi ada pula perusahaan-perusahaan swasta yang nantinya akan kita arahkan ke teman-teman penjahit ini. Nah, di situ lah tugas wali kota, kepala PD, camat dan lurah, sebagai marketingnya," ucapnya.

Eri menyakinkan, produk dari Kampung Jahit Nusantara ini tidak kalah bagus dengan produk yang ada di pasaran. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada para jajarannya untuk tidak malu menggunakan produk lokal UMKM Surabaya.

"Ojok njahitno nang panggon liyane lek pengen nggawe seragam (jangan menjahitkan di tempat lain kalau ingin membuat seragam), jangan beli sepatu di tempat lain, kami bisa memberikan barang dengan kualitas yang sama dan harga yang sama," ujar Eri Cahyadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

31 Penjahit, 21 Pelatih

Penggagas Kampung Jahit Surabaya, Achmad Mifbachul Arif menambahkan, penjahit yang terdaftar di koperasi total ada 21 pelatih yang bertugas melakukan pengecekan hasil akhir produk.

"Sedangkan total penjahit yang ada di rumah-rumah warga ada 31 orang penjahit dan 80 orang sisanya masih dalam tahap pendaftaran," ucapnya.

Arif menceritakan, awal mula Kampung Jahit Nusantara ini terbentuk semenjak adanya pemangkasan pegawai swasta pada awal pandemi tahun 2019 lalu. Bermula dari itu, banyak warga di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon yang menganggur.

Seiring meningkatnya kasus Covid-19 di tahun 2020, Kampung Jahit Nusantara pun bangkit, sebagian warga eks pegawai pabrik sepatu dan tas yang dirumahkan itu membuat produksi hazmat untuk tenaga kesehatan.

"Hingga kini berdiri memproduksi berbagai produk tekstil lainnya, mulai seragam sekolah, perkantoran dan sebagainya," ucap Arif.

"Semenjak itu lah bibit Kampung Jahit Nusantara berkembang, kini sudah punya mesin jahit sendiri-sendiri dan sudah tidak lagi yang ingin menjadi pegawai pabrik. Namun mereka memilih untuk mandiri sebagai pengusaha," imbuh Arif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.