Sukses

Ketika Corona Berkurban, Film Bertema KDRT Selama Pandemi Covid-19

Film (Ketika) Corona Berkurban mengisahkan tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama PSBB Pandemic Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Film karya sutradara Ade Gimbal berjudul (Ketika) Corona Berkurban, berusaha menggambarkan bahwa wabah Corona juga ikut mengorbankan keharmonisan sebuah keluarga.

Film (Ketika) Corona Berkurban mengisahkan tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama PSBB Pandemic Corona mulai melanda masyarakat terutama di Indonesia.

“Sebenarnya, film (Ketika) Corona Berkurban ini mengangkat kisah yang tidak terlalu disoroti media, yaitu KDRT,” kata Ade Gimbal, sutradara film (Ketika) Corona Berkurban, di Jakarta, Kamis (30/7/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Sisi Lain Dampak Pandemi

Memang mayoritas kekerasan dalam rumah tangga biasanya memiliki latar belakang yang berbeda. Namun faktor yang paling dominan adalah masalah ekonomi.

 

3 dari 7 halaman

Tingginya KDRT

"Benar bahwa ekonomi masyarakat sangat terdampak karena corona, tetapi akibat dari terdampaknya ekonomi masyarakat itu pula menyebabkan tingginya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)," lanjut Ade Gimbal.

 

4 dari 7 halaman

Terungkap

Melalui film ini terungkap yang lebih dalam bahwa terdampak pandemi merupakan kalangan menengah ke bawah, termasuk KDRT.

Sutradara melihat belum ada hal yang disoroti terhadap kasus KDRT, seperti solusi atau penanganan kasus ini agar tidak terus meningkat.

 

5 dari 7 halaman

Perjuangan

Di sisi lain, film ini juga mengangkat kisah tentang perjuangan seseorang yang ingin berkumpul bersama keluarga ketika Idul Adha di tengah pandemi Corona yang harus ditunda mengingat penyebaran virus ini sedang merajalela.

Turut memperlihatkan juga bagaimana menahan egois dan tetap menjaga tali silaturahmi di tengah pandemic corona.

 

6 dari 7 halaman

Menyimpan Makna Mendalam

Film (Ketika) Corona Berkurban merupakan film pendek yang menyimpan makna mendalam. Namun film ini dikemas dalam format film layar lebar.

Ade Gimbal juga mengatakan bahwa film ini dipersiapkan dengan singkat, yakni dua hari persiapan dan berlangsung selama dua hari. Meskipun film ini dibuat dengan singkat, tetapi persiapan dan pelaksanaan dilakukan secara maksimal.

 

7 dari 7 halaman

Harapan

Harapan terbesar yang ingin disampaikan dalam film ini, selain menunjukkan fenomena pandemic virus corona, tetapi juga menjadi sebuah harapan dan doa agar wabah ini segera usai.

Terlebih akan ada Hari Raya Idul Adha, semoga ketika corona berkurban bukan manusia yang menjadi kurban, melainkan selayaknya hewan yang dijadikan sebagai kurban ketika Idul Adha 1441 Hijriah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.