Sukses

Film Down Swan, Kisah Anak Down Syndrome yang Ingin Jadi Ballerina

Film Down Swan mengangkat cerita tentang anak berkebutuhan khusus.

Liputan6.com, Jakarta Film nasional makin beragam tema. Terbaru, film Down Swan yang mengangkat tema kisah anak berkebutuhan khusus, tepatnya penderita down syndrome. Film besutan sutradara Fuad Akbar ini akan tiba di layar bioskop mulai Kamis (23/5/2019) mendatang.

Sekilas dilihat dari judul, Down Swan yang skenarionya ditulis oleh Endik Koeswoyo ini, penonton sudah langsung digiring pada pesan kuat. Kata 'down' yang berasal dari down syndrome. Pusaran kisah tentang Nadya, gadis cilik berkebutuhan khusus, penderita down syndrome. Nadya cilik ingin menjadi pebalet.

Cita-cita ingin menjadi ballerina terispirasi pada sang bunda yang juga punya masa lalu sebagai pebalet. Tak heran, judul pun menjadi manis dan bermakna karena dibubuhkan dengan kata 'swan'.

Angsa, atau 'swan' disebut-sebut sebagai lambang keindahan ballerina. Di industri film Hollywood penonton belum lupa dengan film Black Swan, atau Swan Lake opera balet klasik karya Tchaikovsky.

Lantas seperti apa perjuangan Nadya menjadi ballerina di Down Swan?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Film Keluarga

Ariyo Wahab pemeran ayah dalam film Down Swan menegaskan film yang dibintanginya ini drama keluarga inspiratif.

"Selama ini keluarga yang dapat amanah membesarkan anak berkebutuhan khusus atau down syndrome hanya bertukar pikiran atau sharing dengan sesama. Lewat film ini ditunjukkan pesan-pesan manis, bahwa para orang tua itu orang-orang spesial. Dan, anak berkebutuhan khusus ini juga sangat spesial. Mereka puny hak untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan," papar Ariyo.

3 dari 4 halaman

Belum Tentu Ada Lagi

Sementara Putri Ayudya, pemeran ibu, mengingatkan pecinta film nasional, betapa Down Swan ini menjadi istimewa.

"Belum tentu ada lagi film drama keluarga tentang tema seperti ini," katanya. Sebelumnya, industri film nasonal sempat mencatat kisah nyaris sama diangkat oleh film Dancing in The Rain, yang dimainkan oleh Christine Hakim. 

4 dari 4 halaman

Berkebutuhan Khusus Sungguhan

Saat jumpa wartawan beberapa waktu lalu, Ariyo Wahab menceritakan ada kejadian tak terlupakan. "Waktu itu ada wartawan yang bertanya, apakah pemeran Nadya itu benar-benar anak down syndrome," kata Ariyo.

Sehari-hari Arina Dhisya bukan anak berkebutuhan khusus. "Berarti akting Dhisya berhasil dong ya," tambah Ariyo yang juga dikenal sebagai vokalis band The Dance Company ini.

Dhisya mengaku mendapat tantangan berat. "Untuk akting aku dibantu coach. Tapi juga ada kakak-kakak yang juga berketuhan khusus yang bantu supaya aku bisa dapat gestur yang pas. Mereka juga ballerina," kata Dhisya.

Beberapa kawan-kawan baru Dhisya yang membantu aktingnya itu juga tampil dalam film ini sebagai cameo atau supporting. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.