Sukses

Menguat di Pembukaan, Aksi Profit Taking Lemahkan IHSG 48 Poin

Sempat bergerak menguat di awal perdagangan saham, IHSG justru ditutup di zona merah. IHSG melemah 48,74 poin ke level 4,728.

Sempat bergerak menguat di sesi pembukaan perdagangan saham, pasar modal Indonesia tak mampu menahan sentimen negatif dari kawasan regional dan domestik. Akibatnya, IHSG memilih menutup perdagangan saham dengan melemah 48 poin.

Hingga sesi penutupan perdagangan saham, Selasa (2/7/2013), IHSG melemah 48,74 poin (1,02%) ke level 4.728,7. Pelemahan juga membuat indeks saham bluechips (LQ45) turun 1,33%.

Transaksi perdagangan kali ini mencapai 145.763 kali dengan volume efek yang berpindahtangan sebanyak 3,77 miliar. Nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp 4,34 triliun.

Sebanyak 181 emiten mendorong indeks masuk zona merah ditengah 84 saham yang merangsek masuk zona hijau.

Ditengah koreksi sejumlah sektor saham, emiten barang konsumsi menunjukan penguatannya dengan naik 0,72%. Sementara koreksi sektor saham terbesar dialami emiten-emiten pertanian sebesar 2,87%, industri dasar 2,12%, industri aneka 1,92%, dan konstruksi 1,57%.

Pasar modal Indonesia kembali diwarnai dengan aksi jual pelaku pasar yang masih berlanjut sejak awal Juli kemarin. Asing tercatat membukukan aksi beli sebesar Rp 1,7 triliun sementara melepas saham senilai Rp 2,1 triliun. Sehingga untuk kedua kalinya di pekan ini, asing mencatatkan nett selll sebesar Rp 400 miliar.

Pelemahan IHSG kali ini terjadi di tengah mixed-nya pergerakan indeks di kawasan regional Asia Pasifik. Dari kawasan China, indeks Hang Seng tercatat melemah 0,7% setelah merespon penurunan kinerja sektor manufaktur.

Kondisi berbeda justru dialami indeks Nikkei Jepang yang bergerak menguat 1,8% setelah nilai tukar yen kembali melemah. Penguatan juga dialami indeks bursa saham Singapura (STI) yang menguat 1%.

Dari Korea Selatan, indeks Kospi tercatat bergerak stagnan di level 1.855,02.

Selain sentimen regional, pergerakan IHSG kali ini juga dipengaruhi pengumuman inflasi Juni yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Meski sudah diperkirakan, investor masih menunggu dampak dari kenaikan laju inflasi tersebut.

Indeks semakin melemah seiring langkah pemodal yang melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah indeks sempat mengalami rally di penghujung Juni lalu.

Saham-saham yang bergerak melemah dan menghuni posisi top losser kali ini adalah GDYR yang turun Rp 1.700, diikuti LION Rp 1.100, SMAR Rp 600, INTP Rp 500, LPIN Rp 450.

Sedangkan di daftar pencetat untung terbesar (top gainer) bercokol saham-saham TOWR yang naik Rp 3.550, UNVR Rp 400, MYOR Rp 400, ULTJ Rp 300, SUPR Rp 300.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Bursa

Video Terkini