Liputan6.com, Jakarta - Investasi menjadi salah satu kegiatan penting dalam kehidupan masyarakat. Ini mengingat investasi yang dilakukan dengan benar bakal memberikan keuntungan di masa depan.
Namun, perlu diingat setiap investasi memiliki risiko bagi masyarakat. Maka dari itu, masyarakat perlu belajar berinvestasi dengan mengenali perusahaan yang berpotensi panjang umur alias tahan lama.Â
Baca Juga
Mengutip laman Instagram Bursa Efek Indonesia, Senin (5/6/2023), dalam memilih saham untuk berinvestasi, penting untuk memilih perusahaan yang memiliki keunggulan dalam bersaing dengan para kompetitornya, hal ini akan menentukan apakah perusahaan tersebut dapat bertahan dalam jangka panjang atau tidak.
Adapun, salah satu ciri perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif ini yaitu perusahaan yang GPM-nya tinggi. Lantas, apa itu GPM?
GPM atau Gross Profit Margin adalah alat ukur untuk melihat seberapa efektif dan efisien perusahaan menggunakan sumber dayanya untuk menghasilkan laba.Â
Perusahaan dengan gross profit marginyang lebih tinggi artinya mampu mengendalikan biaya dan memaksimalkan keuntungan mereka dengan lebih baik.
Contoh Perhitungan GPM
Misal, berdasarkan laporan laba rugi terbaru perusahaan PT. ABCD mencatatkan: Penjualan Bersih = Rp75 miliar. Harga Pokok Penjualan = Rp68 miliar. Maka GPM PT. ABCD yaitu, GPM = (Penjualan bersih - HPP) / Penjualan Bersih = Rp75 miliar - Rp68 miliar /Rp75 miliar = 0.0933 atau 9,33 persen.
Artinya, 90,67 persen dari keuntungan perusahaan digunakan untuk biaya produksi produk dan 9,33 persen untuk biaya lain-lain dan laba bersih perusahaan.
Selain itu, investor juga bisa membandingkan GPM perusahaan tersebut dari tahun ke tahun. Lalu, bandingkan juga dengan GPM perusahaan kompetitornya untuk mengetahui perusahaan mana yang lebih unggul.
Dengan demikian, perusahaan dengan nilai GPM yang lebih unggul dibanding para pesaingnya berpotensi memiliki umur yang panjang dan dapat terus bertumbuh sehingga perusahaan ini cocok untuk dijadikan pilihan investasi bagi investor maupun calon investor.
Â
Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini
43 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI, Dominan Aset di Bawah Rp 250 Miliar
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun sampai dengan 26 Mei 2023, terdapat 40 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 40 emiten itu sebesar Rp 32,7 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 43 perusahaan yang siap debut di Bursa.
Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.
“Hingga saat ini, terdapat 43 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Rincian sektornya adalah sebagai berikut:
- 5 Perusahaan dari sektor basic materials
- 8 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
- 5 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
- 3 Perusahaan dari sektor energy
- 2 Perusahaan dari sektor financials
- 1 Perusahaan dari sektor healthcare
- 4 Perusahaan dari sektor industrials
- 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
- 5 Perusahaan dari sektor properties & real estate
- 4 Perusahaan dari sektor technology
- 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
- Â
Advertisement
5 Emiten Naik Kelas ke Papan Utama BEI, Siapakah Itu?
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar emiten atau perusahaan tercatat yang mengalami perpindahan papan dari papan pengembangan ke papan utama. Perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak 31 Mei 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (26/5/2023), terdapat lima emiten yang naik kelas dari papan pengembangan ke papan utama.
Adapun kelima emiten tersebut, yakni PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN).
"Kami sampaikan bahwa berdasarkan ketentuan tersebut Bursa berwenang untuk melakukan penilaian atas pemenuhan persyaratan dan perpindahan papan yang dilakukan setiap Mei dan November," tulis Manajemen BEI, dikutip Jumat (26/5/2023).
Selain itu, BEI juga memindahkan sejumlah emiten dari papan utama ke papan pengembangan, yakni PT Hero Supermarket Tbk (HERO) PT City Retail Developments Tbk (NIRO), dan PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY).
"Jika terdapat hal atau peristiwa tertentu yang terjadi pada perusahaan tercatat sebelum tanggal efektif perpindahan papan, Bursa berwenang melakukan perubahan atas pengumuman ini," tulisnya.
Â
Â
BEI Jajakan Emiten Indonesia ke Investor Jepang
Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Indogen Capital dan SAKe Capital berpartisipasi dalam acara Indonesia-Japan Corporate Exchange Exclusive Business Matching Event yang diselenggarakan di Tokyo pada 22 Mei 2023.
Acara tersebut buat kerja sama dengan bekerja sama dengan Japan External Trade Organization (JETRO) . JETRO merupakan organisasi yang dinaungi oleh pemerintah Jepang yang bertujuan untuk mempromosikan mutual bisnis antara pengusaha Jepang dengan negara-negara lain di belahan dunia.
Dalam kesempatan tersebut, BEI dibantu oleh Indogen Capital yang merupakan venture capital berfokus pada pendanaan yang dilakukan setelah seed funding dan SAKe Capital yang merupakan advisor bisnis dan investasi perusahaan.
"BEI memperkenalkan Perusahaan Tercatat dan perusahaan potensial IPO, yang merupakan klien dari Indogen dan SAKe Capital kepada 30 perusahaan Jepang untuk menjajaki potensi bisnis bilateral yang dapat terjalin antar perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam kegiatan ini," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, dikutip Jumat (26/5/2023).
Terjalinnya kerja sama antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Jepang ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur bisnis para pengusaha. Sehingga semakin berdampak kondusif bagi perekonomian masing-masing negara dan meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Jepang.
Salah satu perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dalam acara tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement