Sukses

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen, Intip Rekomendasi Saham Berikut Ini

Keputusan BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga di level 5,75 persen pada rapat kemarin itu sudah sesuai ekspektasi pasar.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) resmi kembali mempertahankan suku bunga acuan, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen.
 
Kebijakan itu diumumkan dalam sesi konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Mei 2023, Kamis (25/5/2023). Lantas, bagaimana rekomendasi saham usai BI pertahankan suku bunga acuan tersebut?
 
Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat keputusan BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga di level 5,75 persen pada rapat kemarin itu sudah sesuai ekspektasi pasar.
 
Pasar sudah memiliki ekspektasi BI akan menahan tingkat suku bunga acuan nya di level tersebut sejak beberapa minggu yang lalu. "Jadi efek mempertahankan tingkat suku bunga di level tersebut sebenarnya sudah di priced oleh pasar jadi dampaknya minim terhadap pergerakan harga saham hari kemarin dan sejak beberapa minggu yang lalu juga," kata Arjun kepada Liputan6.com, Jumat (26/5/2023).
 
Menurut ia, keputusan tersebut akan memberikan keuntungan pada emiten perbankan karena biaya deposito mereka tidak akan naik lebih lanjut dan dibatasi oleh efek mempertahankan efek suku bunga.
 
Namun, yang akan mengalami dampak negatif adalah emiten properti dan infrastruktur. Sebab, selama ini sejak beberapa bulan telah mengalami kesulitan keuangan karena biaya operasional mereka meningkat karena tingkat suku bunga yang tinggi. "Capital intensive sektor seperti dua sektor ini akan terus mengalami biaya yang tinggi karena tingkat suku bunga tidak turun-turun," tutup dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meneropong Prospek 5 Emiten yang Naik Kelas ke Papan Utama

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar emiten atau perusahaan tercatat yang mengalami perpindahan papan dari papan pengembangan ke papan utama. Perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak 31 Mei 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (26/5/2023), terdapat lima emiten yang naik kelas dari papan pengembangan ke papan utama. Adapun kelima emiten tersebut, yakni PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN).

Selain itu, BEI juga memindahkan sejumlah emiten dari papan utama ke papan pengembangan, yakni PT Hero Supermarket Tbk (HERO) PT City Retail Developments Tbk (NIRO), dan PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY). 

Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai perpindahan papan dari papan pengembangan ke papan utama adalah sinyal positif untuk saham. Karena itu menunjukkan syarat untuk masuk ke papan tersebut sudah di memenuhi. 

Selain itu, syarat untuk saham di papan tersebut lebih ketat dan unggul dibandingkan dengan syarat untuk papan pengembangan. Secara umum saham yang berada di papan pengembangan berada di papan tersebut karena tidak bisa lolos ke papan utama. 

"Sebaliknya kalau suatu saham jatuh dari papan utama dan masuk papan pengembangan itu menjadi signal negatif untuk saham tersebut," kata Arjun kepada Liputan6.com, Jumat (26/5/2023).

 

3 dari 3 halaman

Prospek Saham SAME

Dari lima emiten yang baru masuk ke papan utama ini, Arjun menilai saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dinilai menarik karena bisnis yang dijalankan prospektif dan menjanjikan.

"Selain itu, kalau kita lihat ada banyak prospek untuk pengembangan di sektor kesehatan terutama di pasar berkembang seperti pengembangan penggunaan teknologi untuk mengembangkan jasa kesehatan serta peralatan kesehatan yang lebih canggih," kata dia.

Dia bilang, pasar berkembang seperti Indonesia juga berpotensi untuk menjadi salah satu tempat untuk wisata kesehatan.  Di samping itu, Arjun menyarankan agar investor untuk menghindari saham turun ke papan pengembangan.

"Kalau kita lihat tiga saham tersebut yang jatuh ke papan pengembangan mereka semua kurang likuid jadi saran saya lebih baik investor menghindari saham tersebut," pungkasnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BI atau Bank Indonesia merupakan bank sentral milik Negara Republik Indonesia.

    Bank Indonesia

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • BI

  • emiten