Sukses

Wall Street Anjlok di Tengah Kekhawatiran The Fed Bakal Terus Dongkrak Suku Bunga

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 482,78 poin atau 1,4 persen ke posisi 33.947,10.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Senin, 5 Desember 2022 di tengah kekhawatiran bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dapat terus memperketat kebijakan moneter hingga mendorong ekonomi masuk ke jurang resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 482,78 poin atau 1,4 persen ke posisi 33.947,10. Indeks S&P 500 merosot 1,79 persen ke posisi 3.998,84. Indeks Nasdaq tergelincir 1,93 persen ke posisi 11.239,94. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa (6/12/2022).

Sementara itu, saham Tesla merosot sekitar 6,4 persen karena laporan pengurangan produksi di pabrik Shanghai.

Sementara saham teknologi antara lain Amazon dan Netflix masing-masing turun 3,3 persen dan 2,4 persen karena kekhawatiran pertumbuhan. Saham Salesforce anjlok hampir 7,4 persen saat mengumumkan CEO Slack yang tinggalkan perusahaan.

Sedangkan saham yang positif di indeks Dow Jones yaitu saham Boeing. Saham Boeing naik 1,4 persen seiring kesepakatan hampir dekat dengan United Airlines untuk pemesanan pesawat 787 Dreamliner.

Di sisi lain, saham kasino terkait Makau naik dengan harapan melonggarkan pembatasan COVID-19. Saham VF Corp turun 11,2 persen setelah perusahaan pakaian jadi memangkas prospeknya.

Adapun pembacaan layanan ISM November lebih panas dari perkiraan semakin memicu kekhawatiran bank sentral AS atau the Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga. Hal ini setelah indeks melampaui perkiraan Dow Jones dan meningkat dari Oktober 2022.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Imbal Hasil Obligasi AS Meningkat

Imbal hasil obligasi AS terdorong lebih tinggi karena saham turun. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik hampir sembilan basis poin ke posisi 3,58 persen pada Senin malam, 5 Desember 2022.

“Jelas, pasar saham ingin bergerak lebih tinggi, tetapi itu sangat bergantung pada pengendalian inflasi. Jadi ketika memiliki di atas harapan pada angka ekonomi, itu cenderung memicu kekhawatiran inflasi yang membuat suku bunga lebih tinggi,” ujar Senior Vice President Investment Management and Research Commonwealth Financial Network, Peter Essele.

Seiring pidato ketua the Fed, Jerome Powell menuturkan, sebagian besar pasar berharap bank sentral akan menyetujui kenaikan suku bunga 50 basis poin. Itu akan menandai langkah suku bunga yang turun dari serangkaian kenaikan empat kali 75 basis poin.

Pada saat yang sama, Powell juga mengatakan, tingkat terminal atau titik di mana the Fed berhenti menaikkan, kemungkinan perlu sedikit lebih tinggi dari pada yang diindikasikan pada pertemuan September 2022. Ini dapat berarti suku bunga berakhir di atas 5 persen dari kisaran target saat ini 3,75 persen-4 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 2 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street memangkas koreksi pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022. Hal ini seiring investor melihat data tenaga kerja AS yang lebih panas dari perkiraan untuk pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mendatang.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 34,87 poin atau 0,1 persen menjadi 34.429,88 setelah sentuh sesi terendah lebih dari 350 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 0,1 persen ke posisi 4.071,70. Indeks Nasdaq turun terbatas 0,2 persen ke posisi 11.461,50.

Namun, selama sepekan, tiga indeks acuan mencatat kenaikan secara mingguan. Indeks Nasdaq bertambah hampir 2,1 persen. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen dan indeks Dow Jones menguat 0,2 persen. Pada penutupan perdagangan Jumat pekan ini menunjukkan pertama kalinya indeks acuan membukukan kenaikan mingguan berturut-turut sejak Oktober 2022.

Adapun saham merosot setelah data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat pagi menunjukkan gaji naik 263.000 pada November 2022. Data tersebut menunjukkan kenaikan lebih besar dari yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 200.000.

 

4 dari 4 halaman

Dibayangi Kebijakan The Fed

Penghasilan per jam rata-rata melampaui harapan, melonjak 0,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, 5,1 persen dibandingkan bulan sama tahun lalu. Tingkat pengangguran tetap stabil di 3,7 persen.

Pasar mengatasi sebagian besar koreksi itu seiring berjalannya hari perdagangan. Pengamat mengaitkan dengan investor yang semakin mampu mengabaikan indikator ekonomi individu menyusul pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell pada Rabu, 30 November 2022. Ia memberi sinyal kenaikan suku bunga mulai melambat pada awal Desember 2022.

"Hanya satu poin data tenaga kerja yang kuat tidak akan cukup setelah pidato Powell,” ujar Vice President Wells Fargo Securities, Anna Han, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (3/12/2022).

Ia menilai, pernyataan ketua The Fed Jerome Powell melihat tren kenaikan berdampak pada inflasi. “Jadi menurut saya hal semacam itu menenangkan pasar dan menghilangkan tekanan,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • Wall Street