Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 23 November 2022 di tengah perdagangan yang bergejolak. Sesi perdagangan wall street yang bergejolak seiring risalah pertemuan dari the Federal Reserve (the Fed) sedang mencari cara untuk menaikkan suku bunga lebih kecil dalam beberapa bulan ke depan karena inflasi mereda.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 95,96 poin atau 0,28 persen ke posisi 34.194,06. Indeks S&P 500 bertambah 0,59 persen ke posisi 4.027,26. Indeks Nasdaq meningkat 0,99 persen menjadi 11.285,32.
Baca Juga
Saham Nordstrom turun 4,24 persen setelah perseroan menegaskan kembali panduan prospeknya. Namun, Nordstrom mengalahkan harapan laba dan penjualan dalam rilis kinerja terbarunya, menurut konsensus Refinitiv.
Di sisi lain, saham Tesla naik 7,82 persen setelah Citi meningkakan saham menjadi netral dari posisi jual. Saham Deere melonjak 5,03 persen.
Sementara itu, risalah dari pertemuan the Federal Reserve pada November 2022 mengisyaratkan bank sentral melihat kemajuan dalam melawan inflasi tinggi dan ingin memperlambat laju kenaikan suku bunga yang berarti lebih kecil hingga akhir 2022 dan 2023.
"Sebagian besar peserta menilai perlambatan laju kenaikan kemungkinan akan segera terjadi," bunyi risalah tersebut.
Dalam risalah disebutkan kelambatan dan besaran yang tidak pasti yang terkait dengan dampak tindakan kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi dan inflasi adalah salah satu alasan yang dikutip mengenai mengapa penilaian semacam itu penting.
Setelah lama terpengaruh pasang surut perang dagang AS-China, Wall Street pekan lalu tertekan wabah virus Corona di China. Sentimen positif pasca pengesahan perjanjian dagang AS-Meksiko-Kanada USMCA dan perjanjian AS-China fase pertama akhirnya terha...
Data Ekonomi AS
Sebelumnya pada November 2022, bank sentral menyetujui kenaikan suku bunga acuan 0,75 persen sebanyak empat kali berturut-turut yang membawa suku bunga ke level tertinggi sejak 2008. Sebagian besar ekonom memperkirakan kenaikan 0,5 persen pada Desember 2022.
"Apa yang benar-benar ditunjukkan adalah Anda memiliki pasar yang gelisah tentang satu hal dan hanya satu hal, dan itu adalah Federal Reserve dan pemikiran mereka tentang kebijakan moneter,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial Art Hogan.
Selain itu, data klaim pengangguran datang lebih tinggi dari yang diharapkan sebesar 240.000 untuk pekan yang berakhir 1 November 2022. Klaim pengangguran itu lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones 225 ribu. Namun, pada saat yang sama, pesanan barang tahan lama pada Oktober 2022 lebih kuat dari yang diperkirakan sebesar 1 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,5 persen.
Adapun pasar akan tutup pada perdagangan Kamis pekan ini untuk liburan Thanksgiving, dan akan tutup lebih awal pada Jumat, 25 November 2022.
Advertisement
Penutupan Wall Street 22 November 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 22 November 2022 seiring pelaku pasar mengebaikan pengetatan kebijakan COVID-19 di China.
Pelaku pasar di wall street kini fokus pada sejumlah laporan laba yang kuat dan potensi kenaikan suku bunga lebih kecil ke depan dan perdagangan pendek karena ada libur Thanksgiving.Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 397,82 poin atau 1,18 persen ke posisi 34.098,10.
Indeks S&P 500 bertambah 1,36 persen ke posisi 4.003,58. Indeks tersebut ditutup di atas level 4.000 sejak September 2022. Indeks Nasdaq naik 1,36 persen ke posisi 11.174,41.
Hasil kinerja laba yang beragam menyebabkan beberapa pergerakan saham besar. Saham Best Buy melonjak 12,8 persen setelah peritel elektronik tersebut menaikkan prospek fiskal 2023 dan mengalahkan harapan laba.
Sementara itu, saham Abercrombie & Fitch dan American Eagle Outfitters mendaki 21,4 persen dan dekati 18,2 persen didorong kinerja laba. Di sisi lain, saham Zoom turun 3,9 persen dan Dollar Tree tergelincir 7,8 persen setelah masing-masing melaporkan laba yang mengecewakan dan prospek yang lebih rendah dari perkiraan.
Di China, ada kematian akibat COVID-19 sejak Mei 2022 mendorong pejabat kembali meningkatkan protokol untuk meredam penyebaran kasus COVID-19. Pada pekan lalu, China mulai melonggarkan beberapa tindakan COVID-19 yang ketat menuju kebijakan yang lebih longgar.
Chief Global Strategist Princial Asset Management, Seema Shah menuturkan, pembukaan kembali China akan menjadi pertumbuhan yang sangat positif.
"Seperti sebelumnya, investor harus memantau perkembangan dengan hati-hati karena pelaksanaan rencana pembukaan kembali yang akan menjadi kunci prospek investasi,” ujar dia seperti dikutip dari CNBC, Rabu (23/11/2022).
Menanti Data Ekonomi
Saham terbantu oleh imbal hasil obligasi yang tergelincir karena perhatian investor beralih pada 2023. Investor juga mempertimbangkan komentar dari pemimpin the Federal Reserve (the Fed).
Pada Senin, 21 November 2022, Presiden the Federal Reserve (the Fed) Cleveland Loretta Mester mengatakan, data inflasi baru-baru ini menjanjikan dan mendukung pengurangan kenaikan suku bunga ke depan. Hal itu berarti tingkat bunga the Federal Reserce mencapai tingkatnya antara 4 persen dan 5 persen.
“Itu beban yang sangat besar di pundak investor yang sama sekali tidak punya tempat untuk bersembunyi tahun ini,” ujar Direktur Pelaksana dan Manajer Portofolio JPMorgan Asset Management, Phil Camporeale.
Harga minyak naik setelah Arab Saudi mengatakan OPEC+ akan tetap dengan pengurangan produksi yang diumumkan sebelumnya.
Investor akan menatau laporan laba dari HP Inc dan Nordstrom. Investor juga akan mengamati laporan ekonomi pada Rabu, 23 November 2022 termasuk klaim pengangguran awal dan sentimen konsumen. Pasar saham akan tutup pada Kamis pekan ini untuk libur Thanksgiving dan tutup lebih awal pada Jumat pekan ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement