Sukses

Menjaga Portofolio Investasi di Tengah Sentimen Ancaman Resesi Global

Investment Specialist Rita Effendy menuturkan, kondisi perekonomian Indonesia hingga 2022 masih tumbuh masih tumbuh cukup baik dan memiliki kemampuan untuk pulih.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia pada saat ini tengah dihadapkan dengan ketidakpastian global akibat naiknya harga energi dan pangan. Kondisi ini pun memicu tingginya laju inflasi. Ekonomi dunia diperkirakan mengalami resesi pada 2023. 

Akan tetapi, kondisi perekonomian Indonesia hingga 2022 masih tumbuh. Hal itu tercermin dari ekspor yang kuat dan investasi mulai pulih seiring investor asing masuk ke Indonesia. 

Investment Specialist Rita Effendy menuturkan, kondisi perekonomian Indonesia hingga 2022 masih tumbuh cukup baik dan memiliki kemampuan untuk pulih. Hal itu didukung oleh konsumsi yang masih bagus, ekspor masih sangat kuat, dan investasi sudah mulai pulih.

"Perekonomian indonesia itu masih tumbuh pada saat ini dan masih cukup baik memiliki kemampuan untuk pulih karena kita didukung ekspor yang sangat kuat dan investasi-investasi pelan-pelan pulih seperti adanya investor asing yang sedang masuk,” kata Rita dala Investment Talk, Minggu, 2 Oktober 2022.

Selain itu, menurut survei Bloomberg,  Indonesia memiliki probabilitas rendah untuk memasuki resesi.

"Menurut survei Bloomberg menyatakan Indonesia memiliki probabilitas rendah memasuki resesi,” ujar Rita.

Sementara itu, terjadinya perang Rusia dan Ukraina membuat harga komoditas menjadi tinggi. 

"Perang Rusia Ukraina menyebabkan adanya pembatasan akses gas, minyak, dan komoditas, sehingga terjadi kenaikan harga energi, komoditas, hingga pangan,” kata dia.

Untuk itu, Rita pun mengatakan, terkait sektor yang menarik untuk dicermati, yakni sektor perbankan, komoditas energi dan energi baru terbarukan (EBT). 

"Ada investor asing yang masuk, ini sektor yang menarik banking ini, karena Indonesia satu diuntungkan komoditas maka inflow asing mulai masuk, pastinya mereka masuk ke marketcap yaitu banking sektor salah satunya BCA. Meski terkoreksi, pulihnya lebih cepat. Selain itu BRI cukup menarik, BMRI dan BBNI,” kata Rita.

Rita menegaskan, Indonesia dianggap lebih diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas sehingga aliran dana investor asing mulai masuk.

Dia menambahkan, komoditas energi, pasokan gas tampaknya akan menjadi senjata Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memaksa Eropa bertekuk lutut.

"Maka oil, gas dan batu bara masih berpotensi tinggi dimana Eropa juga akan masuk musim dingin dan kebutuhan akan energi itu akan lebih tinggi,” kata Rita.

Ketika ada koreksi, menurut Rita bisa akumulasi beberapa sahamnya antara lain PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

"Selain itu yang menarik ada saham PGAS, ELSA, itu beberapa yang menarik untuk di sektor gas atau energi. Energi kadang ngikut ke saham induknya, tapi kalau dianya lagi stabil energi cukup enak untuk investasi atau trading,” imbuhnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Pilihan

Untuk saham batu bara, Rita memilih saham antara lain ADRO, BUMI. Kemudian, saham batu bara lainnya yang disukai Rita yakni, INDY masih murah di mana salah satu perusahaan batu bara yang nantinya menjadi perusahaan green, pendapatannya 50 persen dari batu bara dan 50 persen dari green.

"Angin segar datang bagi sektor energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 12/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan (EBT) untuk Penyediaan Tenaga Listrik," kata Rita.

Dia menambahkan, KEEL dan ARKO bergerak di sektor EBT, karena harganya pergerak cukup tinggi secara valuasi jadi lebih mahal. Akan tetapi, karena pergerakannya bagus saham ARKO menarik.

Sementara itu, sektor yang bisa dipantai ada konstruksi, properti dan juga telekomunikasi. 

"Sektor yang dipantau yakni konstruksi karena ada pembangunan IKN BARU, properti karena setelah komoditas boom, sering terjadi properti boom, serta telco seiring tren kenaikan penggunaan data seluler semakin meningkat dan penetrasi internet di indonesia terus meningkat membuat sektor telco masih potensial ke depan didorong oleh kemajuan ekonomi digital,” pungkasnya. 

 

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG 26-30 September 2022

Sebelumnya,laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak lesu pada 26-30 September 2022. Sentimen global seperti kekhawatiran resesi global menekan IHSG.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu ( 1/10/2022), IHSG melemah 1,92 persen ke posisi 7.040,79 dari pekan sebelumnya 7.178,58. Kapitalisasi pasar bursa merosot 1,98 persen menajdi Rp 9.238,08 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar terpangkas Rp 186,84 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.424,93 triliun.

Selain itu, rata-rata frekuensi harian susut 7,82 persen menjadi 1.238.025 transaksi dari 1.343.102 transaksi pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian melemah 1,55 persen menjadi Rp 13,91 triliun dari Rp 14,13 triliun pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 17,03 persen menjadi 23,28 miliar saham dari 28,07 miliar saham pada pekan sebelumnya.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG bergerak pada fase bearish atau melemah yang didorong sentimen bursa global. Pada pekan ini, bursa saham global juga tertekan seiring ancaman resesi global hingga inflasi yang masih cukup tinggi. “Dan dana hawkish dari The Fed hingga akhir 2022,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu pekan ini.

Herditya prediksi, sentimen ancaman resesi global dan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) bernada hawkish hingga 2023 untuk menekan inflasi hingga target 2 persen akan bayangi IHSG hingga akhir tahun. Hingga akhir 2022, ia perkirakan, IHSG berada di posisi bearish atau turun 6.743 dan bullish atau menguat 7.480.

Untuk perdagangan Senin, 3 Oktober 2022, Herditya prediksi, IHSG berpeluang menguat dengan level support 6.926 dan resistance 7.073. Pada pekan depan ada rilis data inflasi yang bayangi IHSG.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang.

    resesi

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi

  • Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas).

    inflasi