Sukses

Saat Menko Luhut Buka Perdagangan di Wall Street

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka perdagangan saham di Bursa Efek New York.

Liputan6.com, Jakarta - Pada pembukaan perdagangan di wall street, Rabu, 21 September 2022 ada berbeda. Pada saat itu Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membuka perdagangan di Bursa Efek New York.

Menko Luhut bersama Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani, Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir turut hadir di Bursa Efek New York.

Dalam video youtube New York Stock Exchange berdurasi 1:21 tersebut, tampak Menko Luhut menekan bel sebagai dimulainya perdagangan saham di Bursa Efek New York.

Pada pembukaan perdagangan di tengah sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve, indeks acuan di wall street dibuka menguat. Indeks Dow Jones naik 171 poin atau 0,56 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,57 persen dan indeks Nasdaq menguat 0,34 persen.

Indeks acuan di wall street menguat seiring Ketua The Fed Jerome Powell mulai konferensi pers. Namun, indeks acuan berbalik arah melemah setelah the Fed umumkan kenaikan suku bunga acuan 75 basis poin. Hingga akhir penutupan perdagangan, indeks acuan di wall street anjlok. Demikian mengutip laman CNBC, Kamis, 22 September 2022.

Wall street tersungkur usai the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga 75 basis poin dan memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih besar ke depan dalam perjuangannya untuk meredam inflasi.

indeks Dow Jones turun 522,45 poin atau 1,7 persen ke posisi 30.183,78. Indeks S&P 500 tergelincir 1,71 persen ke posisi 3.789,93. Indeks Nasdaq merosot 1,79 persen ke posisi 11.220,19.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen The Fed

Dengan indeks S&P 500 yang melemah pada penutupan perdagangan Rabu pekan ini sehingga membuat indeks acuan itu turun lebih dari 10 persen dalam sebulan terakhir.

Selain itu, indeks itu turun 21 persen dari level tertinggi dalam 52 minggu. Bahkan sebelum keputusan suku bunga, harga saham di tengah kebijakan agresif the Federal Reserve yang dapat mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.

Saham bergejolak seiring pelaku pasar menguraikan keputusan suku bunga dan komentar terbaru dari pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell. Pada level tertingginya, indeks Dow Jones naik lebih dari 314 poin.

Adapun the Fed menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin yang diperkirakan lebih luas. The Fed juga perkirakan apa yang disebut terminal rate mencapai 4,6 persen untuk melawan inflasi AS yang terus tinggi. Itulah tingkat suku bunga ketika bank sentral akan akhiri pengetatannya.

 

3 dari 4 halaman

Saham di Wall Street

Bank sentral AS juga mengindikasikan rencana tetap agresif dengan menaikkan suku bunga menjadi 4,4 persen pada 2023.

“Pada akhirnya ada saatnya Anda harus berusaha keras dan dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin berturut-turut dalam tiga kali selama empat bulan terakhir, pelaku pasar harus melihat untuk  berlindung dari badai yang akan datang,” ujar Senior Investment Strategist Allianz Investment Management, Charlie Ripley dikutip dari CNBC, Kamis (22/9/2022).

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun mencapai level tertinggi dalam sejak 2007 ke posisi 4,1 persen. Imbal hasil tenor 10 tahun melonjak menjadi 3,6 persen pada Rabu waktu setempat.

Semua sektor utama indeks S&P 500 berada di wilayah negatif. Koreksi sektor saham dipimpin oleh konsumsi, layanan komunikasi, material dan saham pertumbuhan. Saham perjalanan dan hiburan juga terpukul bersama dengan saham teknologi antara lain Apple, Amazon dan Meta.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 20 September 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 20 September 2022 seiring aksi jual yang meningkat. Di sisi lain, investor juga bersiap untuk kenaikan suku bunga besar lainnya dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dirilis Rabu pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 313,45 poin atau 1,01 persen ke posisi 30.706,23. Indeks S&P 500 susut 1,13 persen ke posisi 3.855,93. Indeks Nasdaq melemah 0,95 persen menjadi 11.425,05.

The Federal Open Markets Committee (FOMC) memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, 20 September 2022. The Fed diperkirakan mengumumkan kenaikan suku bunga 0,75 persen. Wall street alami koreksi dalam beberapa pekan terakhir seiring komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed). Selain itu, laporan inflasi Agustus 2022 yang tiba-tiba memanas menyebabkan pelaku pasar bersiap untuk tingkat bunga tinggi hingga inflasi mereda.

Suku bunga tinggi menekan saham. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun melonjak 3,99 persen, level tertinggi sejak 2007. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 3,6 persen.

“Pergerakan yang lebih tinggi untuk imbal hasil obligasi 10 tahun kemungkinan berkontribusi mendorong gejolak di pasar saham pada Selasa pekan ini,” ujar Jack Ablin dari Cresset Capital dikutip dari CNBC, Rabu (21/9/2022).

Ia menambahkan, investor telah mencerna kenaikan 75 basis poin tetapi mungkin ada beberapa kekhawatiran retorika yang masih sangat hawkish.

Pelaku pasar mengawasi proyeksi the Fed dari pertemuan pekan ini untuk mengukur seberapa banyak suku bunga lebih lanjut dapat naik dan apa artinya bagi perekonomian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.