Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Jumat (1/7/2022). Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin indeks sektor saham transportasi.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG merosot 1,7 persen ke posisi 6.794,32. Indeks LQ45 turun 1,78 persen ke posisi 974,32. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
Baca Juga
Memasuki Juli 2022, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.940,98 dan terendah 6.777,31. Sebanyak 435 saham berada di zona merah sehingga menekan laju IHSG. 123 saham menguat dan 133 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.130.483 kali. Total volume perdagangan saham 17,8 miliar. Nilai transaksi harian Rp 10,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.851.
Seluruh sektor saham tertekan memasuki akhir pekan ini. Indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 4,31 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry susut 3,02 persen, indeks sektor saham IDXbasic melemah 2,99 persen, indeks sektor saham IDXfinance merosot 2,05 persen, dan indeks sektor saham IDXenergy susut 1,75 persen.
Vice President PT Infovesta Wawan Hendrayana menuturkan, koreksi IHSG terjadi seiring kekhawatiran investor terhadap kenaikan inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan year on year pada Juni menjadi 4,35 persen. Inflasi itu tertinggi dalam dua tahun terakhir.
"Walau bisa dilihat sebagai aktivitas masyarakat meningkat, namun berarti efek kenaikan harga energi dan bahan baku mulai terasa,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, inflasi tinggi dapat berarti dua hal. Pertama, memperlambat pertumbuhan ekonomi terutama bila suku bunga terkerek ikut naik. Kedua, menurunkan daya beli masyarakat. "Hal ini yang membuat IHSG terkoreksi hari ini. Semakin tinggi inflasi, semakin besar kemungkinan suku bunga naik, ” kata dia.
Saat ditanya mengenai potensi kenaikan suku bunga acuan, Wawan menilai potensi selalu ada tetapi pertimbangan menaikkan suku bunga adalah menurunkan inflasi dengan kurangi likuiditas di masyarakat. “Saat ini itu belum urgent,” ujar Wawan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham KJEN melonjak 34,74 persen
-Saham ESTI melonjak 25,74 persen
Advertisement
-Saham INTD melonjak 24,27 persen
-Saham JMAS melonjak 21 persen
-Saham IBST melonjak 16,62 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham UVCR melemah 7,69 persen
-Saham TFAS melemah 6,99 persen
-Saham PMJS melemah 6,98 persen
-Saham AGII melemah 6,98 persen
-Saham SNLK melemah 6,97 persen
Saham-saham yang aktif ditransaksikan dilihat dari nilai transaksi antara lain:
-Saham BMRI senilai Rp 739,4 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 641,2 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 500,4 miliar
-Saham GOTO senilai Rp 414,2 miliar
-Saham ASII senilai Rp 342,8 miliar
Saham-saham yang paling aktif ditransaksikan antara lain:
-Saham MPOW 74.002 kali
-Saham GOTO 25.182 kali
-Saham ANTM 25.011 kali
-Saham ESTI 23.394 kali
-Saham ADMR 21.636 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Melemah pada 1 Juli 2022
Bursa saham Asia berbalik arah lesu pada perdagangan Jumat, 1 Juli 2022. Hal ini di tengah investor cermati dampak dari aktivitas pabrik di China yang positif. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1,73 persen ke posisi 25.935,62. Indeks Topix turun 1,38 persen ke posisi 1.845,04. Saham Fast Retailing melemah 4 persen.
Sentimen pada produsen besar Jepang memburuk pada April-Juni, menurut survei sentimen bisnis tankan kuartalan Bank of Japan. Indeks utama untuk sentimen produsen besar berada di posisi 9, penurunan dari pembacaan kuartal sebelumnya di 14.
“Produsen saat ini hadapi sejumlah hambatan mulai dari melonjaknya biaya input hingga kondisi pasokan yang tidak stabil,” ujar Ekonom Senior Moody’s Analytics Stefan Angrick dikutip dari CNBC.
Advertisement
“Tentu saja berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina dan penguncian COVID-19 di China,” ia menambahkan.
Indeks Dolar AS
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,17 persen menjadi 2.305,42. Indeks Kosdaq melemah 2,14 persen. Indeks Australia tergelincir 0,43 persen. Indeks MSCI dari Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,03 persen.
Bursa saham China melemah meski data positif di bidang manufaktur. Indeks Shanghai tergelincir 0,32 persen, sedangkan indeks Shenzhen turun 0,28 persen. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit pada Juni dirilis Jumat pekan ini ke posisi 51,7. Realisasi indeks itu di atas level 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi dan lebih tinggi dari pembacaan bulan lalu 48,1.
Sementara itu, indeks dolar AS berada di posisi 105,08. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 135,07 per dolar AS. Harga minyak melemah tipis. Harga minyak Amerika Serikat turun 0,2 persen ke posisi USD 105,55 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent berada di posisi USD 109,05 per barel.
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement