Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Rilis Data Laporan Pekerjaan AS

Bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Jumat, 2 Juli 2021 seiring investor menanti data laporan pekerjaan AS.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bergerak variasi pada perdagangan saham Jumat pagi (2/7/2021) seiring investor mencermati jelang rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS).

Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 1,07 persen. Sementara itu, indeks Shenzhen susut 1,32 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng tergelincir 0,92 persen.

Indeks Jepang Nikkei naik 0,3 persen. Indeks Topix mendaki 0,81 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,25 persen. Indeks saham Australia mendaki 0,24 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik melemah 0,42 persen.Dilansir dari CNBC, Jumat (2/7/2021).

Investor fokus mencermati rilis data laporan pekerjaan Amerika Serikat pada Jumat waktu setempat. Ekonom perkirakan pekerjaan akan bertambah 706.000 ribu pada Juni 2021, dan tingkat penggangguran melemah menjadi 5,6 persen dari posisi 5,8 persen.

Di wall street, indeks saham S&P 500 cetak rekor dengan naik 0,52 persen ke posisi 4.319,94. Indeks Dow Jones menguat 131,02 poin ke posisi 34.633,53. Indeks Nasdaq bertambah 0,13 persen menjadi 14.522,38.

Indeks dolar AS berada di posisi 92,56 setelah naik di kisaran 92,1 pada awal pekan. Yen Jepang diperdagangkan 111,59 per dolar AS. Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka naik 0,11 persen menjadi USD 75,92 per barel. Harga minyak Amerika Serikat menguat 0,1 persen ke posisi USD 75,29 per barel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah IIni

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Wall Street pada 1 Juli 2021

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 1 Juli 2021. Indeks S&P 500 kembali cetak rekor tertinggi sehingga mendorong indeks acuan memasuki semester II dengan kinerja positif.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,5 persen, dan mencatat enam kali rekor. Indeks S&P 500 sentuh posisi di atas 4.300 untuk pertama kali, tepatnya 4.319,94. Indeks Dow Jones menguat 131 poin ke posisi 34.633,53. Indeks Nasdaq naik 0,1 persen ke posisi 14.522,38.

Saham energi memimpin penguatan seiring harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik di atas USD 75 per barel. Saham Chevron naik 1,4 persen sehingga mencatat saham dengan performa terbaik di indeks Dow Jones.

Saham Nike menguat dua persen, saham Walgreen Boots Alliance turun lebih dari tujuh persen setelah rilis kinerja keuangan.

Di sisi lain, data ekonomi menunjukkan penguatan. Klaim pengangguan mingguan mencapai 364.000, dan merupakan terendah selama era pandemi COVID-19. Kemudian indeks manufaktur the Institute for Suppy Management pada Juni menunjukkan ekspansi dan sesuai harapan.

Data ekonomi pada semester I 2021 menunjukkan pemulihan ekonomi AS yang cepat didukung program vaksinasi yang luas dan pembukaan bisnis. Sentimen tersebut juga mendorong kenaikan indeks S&P 500 naik lebih dari 14 persen. Indeks Dow Jones dan Nasdaq juga mencatat penguatan.

“Berita baik dari COVID-19, vaksinasi, pembukaan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan kenaikan laba,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group, Jim Paulsen dilansir dari CNBC, Jumat (2/7/2021).

Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 naik lebih dari 17 persen selama enam bulan pertama 2021 sehingga menunjukkan penguatan rotasi menjadi value stock seiring pembukaan kembali ekonomi.

Namun, perusahaan-perusahaan kapitalisasi kecil dan value stocks tampaknya kehilangan momentum dalam beberapa pekan terakhir. Sementara, saham-saham teknologi kapitalisasi besar untuk kembali mendapatkan pijakannya.

Chief Investment Strategist Northwestern Mutual, Brent Schutte mengatakan, pembalikan terbukti sementara karena pemulihan ekonomi berlanjut.

“Saya pikir ketakutan inflasi agak membebani dan membuat investor berpikir bahwa kita mungkin lebih jauh dalam siklus dari pada yang saya kira sebenarnya. Saya masih berpikir Anda memiliki momentum ekonomi yang cukup bahwa pertumbuhan akan tetap kuat, mungkin tinggi pada tahun depan, yang berarti Anda masih ingin investasi dalam hal pertumbuhan pendapatan lebih bersifat siklus,” ujar Schutt.

Paulsen menuturkan, jalur inflasi dan pertumbuhan ekonomi harus menentukan penguatan pasar pada paruh kedua.

“Jika ketakutan inflasi lebih tenang dan imbal hasil obligasi tetap rendah untuk waktu yang lebih lama, perkirakan pertumbuhan dan saham teknologi akan terus memimpin pasar saham lebih tinggi,” ujar Paulsen.

Ia menambahkan, jika pertumbuhan ekonomi yang kuat memperburuk kekhawatiran inflasi dan memaksa imbal hasil obligasi lebih tinggi, kekhawatiran koreksi dapat meningkat. “Kenaikan harus dipusatkan di antara sektor saham siklikal, saham kapitalisasi kecil dan bahkan saham global,” ujar Paulsen.

Sekilas berita ekonomi yang paling diantisipasi pada pekan ini mengenai laporan pekerjaan pada Jumat pekan ini. Ekonom memperkirakan 683.000 pekerjaan ditambahkan pada Juni.

Pergerakan wall street mengakhiri enam bulan pertama 2021 dengan solid pada sesi sebelumnya. Penguatan pasar saham selama enam bulan pertama secara historis menjadi pertanda baik untuk sisa 2021. Setiap kali ada kenaikan dua digit pada paruh pertama, indeks Dow Jones dan S7P 500 tidak pernah mengakhir tahun itu dengan penurunan tahunan, berdasarkan data Refinitiv sejak 1950. Ketika indeks S7P 500 naik lebih dari 12,5 persen untuk memulai 2021, semester kedua memiliki rata-rata keuntungan 9,7 persen, berdasarkan data LPL Financial pada 1950an.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.