Sukses

Bursa Asia Turun Terdorong Gejolak Harga Minyak

Salah satu yang mempengaruhi Bursa Asia adalah harga minyak, yang mencatat kerugian terbesar satu hari dalam enam pekan.

Liputan6.com, Singapura - Bursa Asia dibuka lebih rendah pada hari ini usai menguat di awal tahun. Ini terpicu penurunan ekuitas, bergolaknya pasar minyak seiring lonjakan pasokan dan melemahnya poundsterling di tengah kekhawatiran baru tentang dampak Brexit.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/1/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang bergerak datar di awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen karena investor memilih untuk berlindung ke yen.

Salah satu yang mempengaruhi pasar Asia adalah harga minyak, yang mencatat kerugian terbesar satu hari dalam enam pekan di tengah kekhawatiran bahwa rekor ekspor minyak mentah Irak pada Desember dan meningkatnya output AS akan melemahkan upaya OPEC untuk mengekang kekenyangan pasokan global.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju untuk memangkas produksi untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global lebih dari delapan tahun yang lalu pada November lalu.

Kementerian minyak Irak menekankan bahwa rekor ekspor tidak akan mempengaruhi keputusan negara untuk memangkas produksi pada Januari untuk mematuhi kesepakatan OPEC.

"Ini tentu bisa dibayangkan bahwa perjanjian (OPEC) akan berantakan dan Anda mendapatkan produksi yang lebih daripada yang diantisipasi selain sudah berpikir bahwa itu harus lebih rendah karena kekuatan dolar," ujar Daniel Morris, Ahli Strategi Investasi Senior di BNP Paribas Investment Partners.

Adapun harga minyak mentah AS naik usai merosot 3,8 persen pada Senin kemarin. Harga minyak naik sebesar 0,1 persen pada US$ 52,02 per barel pada Selasa pagi ini.

Sementara minyak patokan global Brent turun 3,8 persen menjadi US$ 54,82 per barel pada Senin.

Sebelumnya Wall Street bergerak di dua arah pada penutupan perdagangan terdorong penurunan saham energi dan keuangan yang membebani laju indeks S&P 500 serta Down. Sementara indeks Nasdaq mendekati rekor tertinggi, terdorong saham kesehatan.

Ini terjadi menjelang rilisnya laporan pendapatan dan investor yang mengharapkan perubahan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 76,42 poin atau 0,38 persen ke posisi 19.887.38. Sementara indeks S&P 500 turun 8,08 poin atau 0,35 persen menjadi 2.268,9.

Sedangkan indeks Nasdaq Composite bertambah 10,76 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.531,82. Delapan dari 11 sektor besar di indeks S&P 500 tercatat lebih rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini