Sukses

Putus Penularan, Ratusan Pelajar di Serang Jalani Vaksinasi Covid-19

Dari 1.600 siswa, baru 986 pelajar yang akan disuntik pada Senin dan Rabu, 19 dan 21 Juli 2021.

Liputan6.com, Serang - Pelajar SMAN 3 Kota Serang mulai menerima suntikan vaksin Covid-19 sebagai syarat pembelajaran tatap muka di sekolah. Dari 1.600 siswa, baru 986 pelajar yang akan disuntik pada Senin dan Rabu, 19 dan 21 Juli 2021. Agar tidak terjadi kerumunan, pelaksanaan vaksinasi dibagi menjadi dua hari.

"Kita mulai memvaksin pelajar yang ada di Kota Serang, mulai di SMAN 3. Harapannya, bisa melaksanakan pola belajar tatap muka di sekolah, kita ingin tatap muka," kata Kabid Dokes Polda Banten, Kombes Pol Agung Widodo, Senin (19/7/2021).

Selain harus mendaftar dan diperiksa kesehatannya, para siswa juga di wajibkan mendapatkan surat persetujuan dari orang untuk vaksinasi. Selanjutnya, usia minimal pelajar 12 tahun.

"Dengan vaksin ini, bukan 100 persen melindungi Covid-19, tetapi salah satu upaya memutus mata rantai penularan," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Izin Orang Tua

Terkait pelaksanaan vaksinasi itu, Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Serang, Edi Sutendi, masih ada pelajar yang belum mendapatkan izin vaksinasi dari orang tua. Jika di tengah jalan ada penambahan, sekolah akan berkoordinasi dengan Dinkes dan Polda untuk menambah dosis vaksin.

Edi Sutendi mengaku sudah lama menunggu vaksinasi untuk pelajar, agar proses belajar tatap muka di sekolah bisa segera dilakukan di masa pandemi Covid-19.

"Untuk program vaksin, ini yang diharapkan sekolah untuk tatap muka. Kalau guru dan pegawai sudah. Karena harus ada persetujuan dari orang tua, sementara ada 986. Kalau sudah divaksin, imunnya lebih kuat, terutama bisa segera masuk sekolah," kata Kepsek SMAN 3 Kota Serang, Edi Sutendi, Senin (19/07/2021).

Erni Susilawati, siswa kelas 10 SMAN 3 Kota Serang mengaku sempat takut divaksin, karena banyaknya informasi hoaks yang dia terima. Karena sudah diyakinkan oleh guru dan orang tua, dia pun mau divaksinasi. Remaja berkerudung ini juga mengajak pelajar lainnya agar tidak takut divaksin, agar belajar tatap muka bisa segera dilaksanakan.

"Awalnya deg-degan, takut bengkak gitu, soalnya dari isu gitu kan ada bengkak gitu, untung enggak. Agak linu sedikit, tetapi enggak sakit, enggak ada efek sampingnya juga," ujar Erni Susilawati, Senin (19/7/2021).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.