Sukses

Pandemi Covid-19 Bikin Ikan-Ikan dari Donggala Susah 'Go International'

Dampak pandemi Covid-19 mulai dirasakan pelaku perikanan di Kabupaten Donggala. Dari terbatasnya wilayah pengiriman, penurunan harga hingga terganggunya pengiriman melalui jalur darat.

Liputan6.com, Donggala Dampak pandemi Covid-19 mulai dirasakan pelaku perikanan di Kabupaten Donggala, dari terbatasnya wilayah pengiriman, penurunan harga, hingga terganggunya pengiriman melalui jalur darat.

Berbagai aturan pembatasan akibat pandemi Covid-19 mulai dirasakan dampaknya oleh pelaku perikanan di Kabupaten Donggala. Jufri salah satu pengusaha ikan di kabupaten tersebut mengaku dampak yang paling dirasakannya saat ini adalah semakin lamanya waktu pengambilan ikan hasil laut Donggala oleh pengepul dari Makassar.

“Sebelum pendemi paling lambat 1 hari mereka sudah tiba di sini untuk mengambil ikan-ikan. Sekarang paling cepat 2 hari karena banyak prosedur yang harus dilalui,” Kata Jufri, Rabu (28/10/2020).

Lambatnya pengiriman ikan itu membuat dia dan pengusaha ikan tangkap lainnya di Donggala harus mengeluarkan biaya lebih untuk menjaga ikan tetap segar.

Dampak lain dari pandemi yang terjadi yakni turunnya harga ikan termasuk untuk jenis ikan yang yang jadi salah satu komoditas andalan para nelayan Donggala. Kata dia, hal itu terjadi lantaran banyaknya stok ikan yang tidak terserap pembeli dari luar daerah akibat situasi pandemi.

“Harga dari nelayan untuk tuna dulu Rp43 ribu per ekor, sekarang turun jadi Rp37 ribu. Sementara, banyak nelayan atau pengusaha yang masih belum berani menjual hasil tangkapannya ke luar Donggala karena pandemi,” kata dia.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berharap Pemerintah Menjamin Pemasaran

Kendatipun dengan segala kesulitan itu, Jufri mengakui potensi hasil laut untuk komoditas unggulan seperti tuna masih tinggi di Kabupaten Donggala. Dia mencontohkan dalam sekali melaut menggunakan 4 kapalnya, bisa untuk memenuhi permintaan pengusaha dari Makassar.

“Rata-rata 100 kg bisa kami jual ke Makassar. Potensinya masih besar,” Jufri mengakui.

Hanya saja persoalan akses ekspor sampai sekarang masih menjadi hambatan sebagian besar nelayan atau pengusaha ikan di Donggala. Dia berharap ada upaya intervensi dari pemerintah daerah atau pihak terkait lainnya untuk membantu pemasaran ikan-ikan hasil tangkapan nelayan agar potensi itu bisa memberi keuntungan untuk pelaku perikanan di daerah tersebut.

“Kita berharap pemerintah daerah aktif untuk memberi tahu pelaku perikanan langkah-langkah pemasaran termasuk ekspor. Kalau Dinas Kelautan dan Perikanan misalnya bisa menjamin pembelian hasil tangkapan nelayan itu lebih bagus,” Jufri berharap.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.