Sukses

Beredar Spanduk #erickout di Bali, Dianggap Gagal Jadi Menteri BUMN

Dalam beberapa hari terakhir, di Denpasar tampak spanduk-spanduk bertuliskan #erickout. Namun belum lama terpasang, aspirasi yang katanya dari masyarakat itu sudah dirusak.

Liputan6.com, Denpasar - Sebuah spanduk terpasang di bilangan Jalan Durian, Kota Denpasar. Spanduk berwarna hitam tersebut bertuliskan 'BUMN rugi, ekonomi resesi, Covid-19 tak terkendali'.

Di bawah tulisan tersebut terdapat sebuah hastag bertuliskan #erickout. Pada bagian bawah sudut kanan baliho terpampang wajah Menteri BUMN, Erick Thohir lengkap dengan tulisan 'ERICK GAGAL!!!'.

Spanduk itu dipasang oleh Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) Bali. Koordinator ARAK Bali, Oktavian Syah menjelaskan perihal pemasangan spanduk tersebut. Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa pihaknya menuntut agar Erick Thohir dicopot dari jabatannya sebagai Menteri BUMN.

"Ini sebagai bentuk evaluasi untuk Erick. Pertama, BUMN merugi. Lalu kemudian Erick bilang sudah lama ruginya. Kesombongannya yang saat itu gembar-gembor bahwa Erick adalah harapan baru dengan profesionalitasnya, toh ternyata dia tidak mampu," kata Oktav saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (26/9/2020).

Oktav mengaku tak kaget bila BUMN di bawah komando Erick Thohir mengalami kerugian yang cukup besar. "Kenapa BUMN tetap merugi, karena tidak ada sesuatu yang baru yang dia lakukan kecuali sibuk bongkar pasang komisaris saja. Malah ada kebijakan yang mengulang kesalahan yang lalu seperti pengangkatan staf yang banyak dengan gaji tinggi," kata dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rakyat Dibuat Bingung

Borok Erick semakin jelas terlihat manakala Ahok berkicau mengenai buruknya manajemen di Pertamina. "Lalu bagaimana juga berkaitan dengan kritik Ahok yang menjadi viral," ujarnya.

Kedua, Oktav menyebut sebagai Ketua PEN tak ada kinerja bagus yang ditunjukkan oleh Erick Thohir. "Sebagai Ketua PEN, kinerjanya apa. Tingkat korban Covid-19 meningkat, penyebarannya semakin massif. Apa yang dia lakukan? Tidak jelas. Masalah vaksin saja simpang siur, berbeda pernyataannya dengan menteri lainnya. Presiden pernyataannya berbeda dengan Erick. Rakyat dibuat bingung," tutur Oktav.

Yang mestinya dilakukan Erick Thohir menurut Oktav adalah terbuka dengan kritik. "Harusnya Erick terbuka dengan kritik bukan melakukan penyangkalan-penyangkalan seperti yang selama ini dia katakan melalui juru bicaranya," tutur dia. Soal pemasangan baliho, Oktav menilai hal itu sebagai bentuk kritik terhadap kinerja Erick di Kementerian BUMN.

"Baliho itu bagian dairi salah satu bentuk kritik. Protes yang menjadi pilihan pada saat ini, terlebih lagi pada masa pandemi. Ya, artinya ini adalah aksi damai berupa pemasangan spanduk dan baliho yang tidak melibatkan aksi massa, karena kita melihat pada masa pandemi Covid-19 ini kita harus meminimalisasi risiko," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.