Sukses

Kobaran Api Pupuskan Keabadian Bunga Edelweis di Puncak Gunung Ciremai

Petugas SAR gabungan kerap kesulitan memadamkan api yang semakin besar di kawasan Puncak Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Liputan6.com, Cirebon - Musim kemarau identik dengan peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Bahkan, api juga kerap membakar sejumlah gunung yang ada di Pulau Jawa.

Seperti yang terjadi di Gunung Ciremai, pada Rabu 7 Agustus 2019. Tepatnya bulan Agustus, api membakar kawasan puncak gunung tertinggi di Jawa Barat itu.

Dari informasi yang didapat, kebakaran terjadi di kawasan Gua Walet. Kawasan tersebut berada di Puncak Gunung Ciremai yang tingginya mencapai 3078 Mdpl.

Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Agus Maulidin menyebutkan, tercatat sebanyak 61 orang pendaki berada di Gunung Ciremai saat kebakaran terjadi. Dari jumlah tersebut, 25 orang di jalur Apuy Majalengka, 31 orang di jalur pendakian Palutungan Kabupaten Kuningan, serta 5 orang di jalur pendakian Cibunar Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

 

Menurut laporan yang diterima, kepulan asap kebakaran di Puncak Gunung Ciremai terjadi pada pukul 13.00 WIB. Kepulan asap tersebut pertama kali terlihat dari wilayah Argalingga Kabupaten Majalengka.

Melihat peristiwa tersebut, Agus sempat berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) dan BPBD Kabupaten Majalengka untuk mengevakuasi pendaki.

Kepala Seksi Wilayah I BTNGC Kuningan Jawa Barat San Andre Jatmiko mengatakan, tim berhasil mengevakuasi semua pendaki.

Sementara itu, imbas dari kebakaran tersebut pendakian di Gunung Ciremai resmi ditutup. TNGC sudah mengeluarkan surat edaran resmi melalui sosial media.

Dia menyebutkan, penutupan jalur pendakian di Gunung Ciremai hingga dalam batas waktu yang tidak ditentukan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Edelweis

Agus mengatakan, pada peristiwa tersebut, api membakar sejumlah ilalang, perdu. maupun pohon hutan. Api juga membakar tanaman edelweis yang menjadi ciri khas di Gunung Ciremai.

"Ilalang, perdu, dan pohon-pohon hutan kemungkinan edelweis juga ikut terbakar. Informasi petugas yang kami dapat api mulai merambat ke jalur Palutungan makannya penanganan kami saat ini fokus sekat bakar dulu," ujar dia.

Sejumlah kendala kerap dihadapi para petugas SAR gabungan baik dari BPBD, TNGC, TNI dan Polri. Agus menyebutkan, kendala yang dihadapi sebagian besar dari faktor alam, seperti medan yang cukup berat untuk sampai ke titik lokasi. Ditambah cuaca dingin serta angin kumbang yang tengah bertiup kencang di Gunung Ciremai.

"Sejumlah petugas juga kami tempatkan di posko-posko pendakian untuk mengantisipasi berbagai kendala," ujar dia.

Pengendali ekosistem hutan TNGC Hendri Haryadi menyebutkan, ada empat jenis edelweis yang hidup di kawasan Puncak Gunung Ciremai. Yakni Anaphalis javanica, Anaphalis viscida, Anaphalis longifolia dan Anaphalis maxima.

Namun, dari keempat jenis yang tumbuh, Anaphalis maxima yang menjadi perhatian khusus Hendri. Dia mengaku, edelweis tersebut terbilang langka dan populasinya sangat terbatas.

"Anaphalis maxima ini yang unik karena tidak ada di gunung lain hanya ada di Ciremai. Kalau tiga jenis yang lain sebagian besar ada di seluruh gunung di Jawa," kata dia.

Hendri mengatakan, edelweis Gunung Ciremai jenis Anaphalis maxima ada di antara kerumunan tiga jenis edelweis lain. Edelweis Anaphalis maxima ditemukan petugas pada tahun 2015 lalu.

Populasi jenis Anaphalis maxima tidak sebanyak tiga jenis edelweis yang lain di Gunung Ciremai. Oleh karena itu, dia memastikan akan meneliti lebih dalam tentang edelweis langka ini.

"Saya temukan saat 2015 Ciremai terbakar pas saya turun kok ada edelweis yang beda saya amati ternyata edelweis yang sudah diidentifikasi oleh botanis asal Jerman tahu 1800 an lalu," ujar pria yang dijuluki penjaga bunga abadi Gunung Ciremai. Api mulai padam saat BNPB menerjunkan dua helikopter untuk melakukan water boombing di sejumlah titik api Puncak Gunung Ciremai.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.