Sukses

Siap-Siap, Musim Hujan Bakal Datang Terlambat di Yogyakarta

Kemungkinan besar, setiap wilayah akan mengalami puncak musim hujan yang berbeda-beda.

Liputan6.com, Yogyakarta - Musim hujan bakal datang terlambat di Yogyakarta pada tahun ini. Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Yogyakarta memprediksi musim hujan datang 10 sampai 20 hari lebih lambat dibandingkan kondisi normal.

Awal musim hujan 2019/2020 diperkirakan baru mulai pada November awal. Padahal, puncak musim kemarau sudah sejak Agustus.

"Kecuali wilayah Sleman bagian barat dan Kulonprogo bagian utara, hujan datang sekitar 10 hari terakhir di bulan Oktober," ujar Etik Setyaningrum, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Jumat (23/8/2019).

Sedangkan, puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari sampai Februari 2020. Kemungkinan besar, setiap wilayah akan mengalami puncak musim hujan yang berbeda-beda.

Wilayah Kulonprogo, Sleman Barat, Bantul, dan Gunungkidul bagian utara memiliki puncak musim hujan pada Januari 2020. Sementara, wilayah Sleman bagian timur dan Gunungkidul bagian selatan pada Februari tahun depan.

Etik menyebutkan ada tiga alasan musim hujan akan datang terlambat di Yogyakarta. Pertama, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) sampai November diprediksi positif cenderung ke netral  yang berdampak pengurangan curah hujan.

Kedua, suhu muka air laut sepanjang Agustus sampai Oktober 2019 di wilayah Indonesia bagian selatan, khususnya wilayah selatan Jawa sampai selatan Papua, diprediksi lebih dingin ketimbang saat normal. Akibatnya, proses penguapan air laut sulit terjadi sehingga potensi pembentukan awan-awan hujan juga berkurang.

"Ini yang mengakibatkan pengurangan curah hujan atau curah hujan rendah," tutur Etik.

Ketiga, peralihan angin timuran atau angin pada musim kemarau menjadi angin baratan atau angin pada musim hujan diprediksi akan terlambat. Angin timuran masih mendominasi pada November sampai Desember 2019 dan pertemuan angin yang terbentuk lebih ke utara.

Menurut Etik, musim hujan akan membawa dampak positif, seperti, meningkatnya potensi luas tanam sawah serta meningkatkan frekuensi tanam dan ketersediaan  air untuk pertanian dan waduk.

Meskipun demikian, masyarakat juga diimbau mewaspadai sejumlah dampak lain dari musim hujan, yakni potensi banjir dan longsor terutama pada puncak musim hujan, potensi cuaca ekstrem,  serta penurunan produksi tembakau, tanaman buah tropika dan rendemen tebu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.