Sukses

Aksi BNN Banyumas Razia Narkoba di Kos-kosan Putri

Razia narkoba dan tes urine lazimnya digelar di tempat hiburan malam. Namun BNN Banyumas punya jurus tersendiri untuk menjaring pemakai narkoba.

Liputan6.com, Purwokerto - Tes urine atau razia narkoba lazim digelar di tempat hiburan malam dan sejenisnya. Namun kali ini berbeda, Badan Nasional Narkotika (BNN) Kabupaten Banyumas melakukan tes urine di kompleks kos putri, di Bancarkembar, Purwokerto.

Tentu saja ini bukan sembarang kos putri. BNN telah mengumpulkan informasi bahwa di rumah kos itu kerap digunakan untuk mabuk-mabukan dan tentu saja, menggunakan narkoba.

Terlebih, sebagian penghuni kos putri itu begitu akrab dengan kehidupan malam. Mereka berprofesi sebagai pemandu lagu di rumah karaoke atau jamak dengan sebutan PL.

Memang, tak semuanya PL. Ada yang berprofesi sebagai sales promotion girl (SPG), karyawan swasta, ada pula yang berstatus mahasiswa.

Minggu, (16/6/2019), BNN Kabupaten Banyumas bekerja sama dengan Detasemen Polisi Militer IV/1, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Kesbangpol Kabupaten Banyumas melakukan tes urine dan razia kos putri di kompleks kos putri tersebut.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Banyumas, Wicky Sri Airlangga mengatakan sebanyak 58 penghuni kos dites urine. Dari jumlah tersebut, dua orang di antaranya positif narkoba.

"Dua orang positif MET (methamphetamine) dan AMP (amphetamine)," ucapnya saat menjelaskan tes urine dan razia narkoba di kompleks kos putri, Minggu malam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasangan Kumpul Kebo

Sayangnya, tim gabungan tak menemukan barang bukti narkoba di kamar kedua orang yang positif narkoba atau di ruangan-ruangan sekitarnya. Sebab itu, dua orang ini bakal menjalani rehabilitasi.

Opsi rehabilitasi, menurut Wicky, adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan pengguna narkoba saat ini. Penjara, bisa jadi justru akan menyebabkan pengguna sulit sembuh lantaran justru bertemu dengan pengedar atau bahkan, bandar narkoba.

"Kita assesmen apakah dia akan menjalani rawat jalan atau rawat inap rehabilitasi," dia menjelaskan.

Wicky mengemukakan, tes urine yang digelar tim gabungan tersebut merupakan upaya deteksi dini narkoba di lingkungan masyarakat. Tes urine tersebut juga atas permintaan masyarakat yang curiga ada penyalahgunaan narkoba di wilayahnya.

Dia menyebut, tes urine di kos juga sebagai upaya lain menjaring pengguna narkoba. Pasalnya, seringkali, tes urine yang dilakukan di tempat karaoke, pusat hiburan malam atau hotel justru tak bisa mendapatkan satu pun pengguna narkoba.

"Kadang blong, tidak mendapat apa-apa. Penyebabnya bisa jadi karena mereka sudah paham. Jadi tidak pernah menggunakan di karaoke atau di hotel. Makanya, sekarang yang disasar adalah kos," jelasnya.

Meski bertajuk tes urine narkoba, dalam razia itu, yang mengejutkan tim gabungan juga mendapati pasangan bukan suami istri yang berduaan di kos putri. Spekulasi pun meruap bahwa kos juga digunakan sebagai ajang prostitusi.

Sudah menjadi rahasia umum, ada sebagian pemandu lagu juga melayani pria hidung belang. Terkadang mereka dibawa ke hotel, losmen, ada pula yang di kos-kosan.

"Tapi itu bukan rawan kita. Kita serahkan ke Satpol PP," ucap dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.