Sukses

Titik Terang Penyebab Kematian Ikan Purba di Teluk Ambon

Tim akademisi dari Fakultas Perikanan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menduga penyebab kematian ikan mola-mola yang ditemukan warga terdampar di pesisir Pantai Desa Poka Kecamatan Teluk Ambon akibat gangguang pencernaan.

Liputan6.com, Ambon - Tim akademisi dari Fakultas Perikanan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menduga penyebab kematian ikan mola-mola yang ditemukan warga terdampar di pesisir pantai Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon akibat gangguang pencernaan.

Dugaan tersebut berdasarkan hasil nekropsi terhadap bangkai ikan purba itu pada pukul 10.00 WIT, Senin 1 April 2019. Tim menemukan sebongkah daging dengan tekstur keras dalam empedu yang menyerupai hati.

Prof J.J. Mosse yang memimpin tim tersebut mengatakan bahwa nekropsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian dari ikan.

Dari hasil pemeriksaan terhadap isi lambung dan empedu ikan tersebut, diketahui ikan purba itu sudah mati sekitar 5 hari yang lalu, hal ini diperkuat dengan rusaknya bagian dalam organ ikan tersebut karean pembusukan.

"Selain itu dari hasil pemeriksaan terhadap segetiga askeriskus dan lapilus yaitu organ ikan yang berguna untuk kesimbangan dan pendengaran dapat diketahui bahwa usia ikan tersebut sekitar 15 tahun," kata J.J Mosse, Senin, 1 April 2019

Benda asing yang ditemukan sedang diteliti labolatorium Unpatti, untuk memastikan jenis daging yang sudah hitam pekat itu. Ada dugaan daging yang terdapat di empedu tak dapat dicerna dengan baik sehingga daging itu membusuk dalam empedu ikan.

Apalagi, menurut Mosse, ikan mola-mola tak biasa memakan daging dengan tekstur keras, seperti ikan lainnya. "Daging itu akan diteliti dulu," ujarnya.

Ikan mola-mola yang disebut ikan purba adalah jenis ikan yang hidup dilaut dalam dengan iklim tropis.  Sesekali ikan jenis ini akan muncul dipermukaan air laut untuk menyeimbangkan suhu tubuh setelah lama berada dikedalaman laut.

Saksikan video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.