Sukses

Kawanan Gajah Masih Betah di Kebun Warga

Pemilik lahan kelapa hybrida, kelapa sawit, pisang serta tanaman lainnya belum berani menjenguk kebunnya. Mereka hanya pasrah tanaman mereka dicabut lalu dimakan oleh satwa bernama latin Elephas Maximus Sumatrensis ini.

Liputan6.com, Pekanbaru- Belasan Gajah Sumatera sepertinya masih betah mengitari sejumlah kebun warga di Desa Maharani, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sejauh ini belum ada tanda-tanda satwa berbelalai dan bongsor itu meninggalkan lokasi sejak datang beberapa hari lalu.

Pemilik lahan kelapa hybrida, kelapa sawit, pisang serta tanaman lainnya belum berani menjenguk kebunnya. Mereka hanya pasrah tanaman mereka dicabut lalu dimakan oleh satwa bernama latin Elephas Maximus Sumatrensis ini.

Beberapa personel dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan pawang dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas sudah di lokasi memantau pergerakan kawanan gajah dimaksud. Kewaspadaan tinggi menjadi syarat penanganan karena sewaktu-waktu gajah bisa menyerang.

"Sudah dari malam sampai pagi tadi kami ikuti, sekarang kami masih di lokasi," terang pawang gajah dari PLG Minas, Widodo pada Selasa petang, 19 Februari 2019.

Selama di lokasi, Widodo mengaku sudah melihat kawanan gajah yang meluluh-lantakkan puluhan batang kelapa hybrida milik Mangido Nababan. Secara perlahan, dia mengiring gajah itu untuk kembali masuk ke hutan.

Hingga kini, penggiringan masih dilakukan secara manual. Petugas mengikuti gajah dari belakang dan membuatnya supaya kembali lagi ke hutan di kawasan Minas.

Petugas di lapangan juga dibekali mercon atau alat-alat yang menimbulkan suara jika dipukul. Hanya penggunaannya tak sembarangan karena dibawa untuk jaga-jaga jika gajah mendekat. "Mercon ada, itu alat kita. Digunakan sewaktu-waktu saja, untuk jaga-jaga saja," sebut Widodo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelompok 11

Sejauh ini, Widodo belum berniat mengerahkan gajah jinak dari PLG Minas. Menurutnya hal itu dilakukan jika penggiringan secara manual dan bunyi-bunyian sudah tidak ampuh lagi.

"Kalau kuwalahan baru dikerahkan gajah jinak, di PLG itu ada 17 ekor," sebut Widodo.

Penuturan Widodo, gajah itu sudah dua hari masuk ke kebun warga. Hanya saja warga tidak melapor karena pihak RT yang sering berkomunikasi dengan PLG ataupun BBKSDA Riau tidak berada di desa tersebut.

"Malahan kami tahu dari media, makanya turun ke lokasi," sebut Widodo.

Sementara itu, Kabid II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro menyebut kawanan gajah itu sering melintasi Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan Minas, Siak. Kawanan ini merupakan satu di antara beberapa kantong gajah di kawasan tersebut.

Dia memperkirakan ada 22-24 ekor gajah liar masih mendiami kantong gajah tersebut dan terbagi dalam dua kelompok besar. Untuk gajah di kebun itu, Heru menyebut masuk dalam kelompok 11.

"Mereka terus bermigrasi untuk mencari makan dan melakukan penandaan wilayah dia," paparnya..

Belakangan, tambah Heru, habitat gajah semakin terancam dengan semakin banyaknya perkebunan sawit serta pemukiman. Hal ini membuat intensitas kemunculan meningkat karena pemukiman dan kebun buatan manusia itu termasuk home range atau area pergerakan gajah secara periodik.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.