Sukses

Warga Desa dan Sopir Truk Tambang Pasir Semeru Nyaris Bentrok

Warga desa mengeluhkan debu pasir yang ganggu kesehatan, sementara sopir truk sudah lama menganggur dan butuh makan.

Liputan6.com, Lumajang - Puluhan supir truk pengangkut pasir semeru di Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Lumajang, nyaris bentrok dengan warga yang menolak aktivitas lalu lalang armada tambang pasir semeru di desanya. Kericuhan terjadi saat salah satu warga hendak melarikan diri saat ditanya kunci gembok portal yang menghalangi lalu lintas truk tambang

Beruntung, aparat kepolisian setempat berhasil meredam amarah para sopir hingga kemungkinan bentrok antara sopir dengan warga berhasil dihindari.

Para sopir truk mengatakan penutupan jalan itu sudah melebihi batas waktu yang sudah disepakati, yaitu penutupan selama 3 minggu.

"Kami sudah lama nganggur mas, lagi pula sekarang kan sudah lebih dari 1 bulan," kata salah satu sopir truk, Rosamin.

Sementara itu, warga bersikukuh menolak pembukaan portal yang menghalangi truk pasir melintasi desa mereka, karena dampak kebersihan dan kesehatan pada warga.

"Debunya itu lengket mas, belum lagi kalau anak kami batuk gara-gara debu sembuhnya itu susah," ujar Mahmuda, seorang warga setempat.

Meski sempat alot, akhirnya perseteruan portal itu pun membuahkan kesepakatan baru. Portal pasir disepakati dibuka dengan catatan truk hanya boleh melintas antara jam 08.00 pagi hingga jam 17.00 sore selama 3 bulan.

"Alhamdulillah sepakat dibuka, sambil menunggu jalan khusus pasir selesai pengerjaannya," jelas Kompol Eko Hari, Kabag Ops Polres Lumajang.

Konflik jalan tambang pasir semeru ini terjadi sejak satu tahun terakhir, warga sengaja menutup jalan dari aktivitas armada pasir karena debu kendaraan masuk rumah dan merusak jalan desa mereka.

Belum lagi, banyaknya warga yang mengalami kecelakaan akibat jalan berlubang. Selain itu, akibat debu pasir, anak-anak di desa setempat kerap terjangkit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

Pemerintah setempat telah berupaya membuatkan jalan khusus armada pasir semeru, agar para supir truk tak lagi melintas di jalan padat penduduk. Namun, upaya pembuatan jalan yang ditargetkan selesai selama 3 bulan hingga kini belum bisa terealisasi.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.