Sukses

Nelangsa Korban Banjir di Pekanbaru, Makan Mi dan Telur Selama Sebulan

Saat ini, mi instan dan telur yang diberikan sudah ludes dibagikan kepada warga. Sementara, bantuan tak kunjung datang.

Liputan6.com, Siak - Hampir sebulan ratusan warga di Perumahan Witayu, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, direndam air luapan Sungai Siak. Kondisi air memang tak menentu, kadang naik lalu turun lagi karena pengaruh curah hujan.

Paling parah terjadi selama dua pekan belakangan karena air merangsek ke daratan hingga ketinggian satu meter. Barulah pada Jumat (23/11/2018) siang, air mulai surut hingga selutut orang dewasa.

"Namun biasanya naik lagi karena sungai pasang kan, biasanya sore sudah mulai. Banjir ini datangnya awal November, tengah malam. Tingginya sampai dada orang dewasa saat itu," kata Lilis Suryati selaku istri Ketua RT 03 RW 11 di Perumahan Witayu kepada wartawan.

Ratusan warga memang tak khawatir dengan kondisi rumahnya karena banjir terjadi tiap tahun. Hal inilah yang membuat mereka enggan mendiami tenda pengungsian yang sudah disediakan.

Pantauan di lokasi, hanya beberapa orang saja berada di tenda pengungsian. Sisanya ada yang ke rumah kerabat di dataran lebih tinggi atau tetap di rumah masing-masing dengan membuat rak untuk menyelamatkan barang.

Belakangan, ratusan warga mulai risau. Pasalnya, bantuan seadanya, seperti mi instan, telur, dan beras, sudah mulai habis. Sementara bantuan yang dijanjikan pemerintah tak kunjung diterima hingga Jumat petang.

"Sudah dua pekan belakangan, kami makan mi dicampur nasi dan telur," kata Lilis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cadangan Makanan Menipis

Sehari-harinya sejak banjir, Lilis dan beberapa ibu rumah tangga lainnya rutin berada di dapur umum yang dibangun. Mereka bahu-membahu memasak sisa bantuan seadanya untuk warga lain.

"Dua kali masak untuk makan siang dan malam. Ya masaknya cuma mi instan, telur sama nasi karena cuma itu yang ada dikasih di sini," ujar Lilis.

Lilis mengakui saat ini warganya masih membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Pasalnya mi instan dan telur yang diberikan sudah ludes dibagikan kepada warga.

"Tinggal sedikit yang ada di dapur umum. Selain itu kami masih butuh makanan dan popok bayi, pakaian sekolah untuk anak-anak, dan air bersih," sebutnya.

Menurut seorang warga, Helmi, banjir ini terjadi karena tidak berfungsinya pintu air di lokasi secara baik. Pintu air sudah rusak sehingga tidak bisa membendung lagi air Sungai Siak yang selalu naik ketika musim hujan.

"Sudah beberapa kali diajukan warga untuk diperbaiki, sampai sekarang belum ada perbaikan," katanya.

Camat Rumbai Vemi Herliza dikonfirmasi terkait kian minimnya bahan makanan warga menyebut sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Dia menyebut bantuan itu sudah disetujui.

"Secara lisan sudah disetujui tapi kapan penyalurannya masih menunggu," sebut Vemi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.