Sukses

Modus Mayor Jenderal Gadungan Berburu Pusaka

Gelagat TNI gadungan berpangkat mayjend ini terbongkar ketika ada salah seorang melapor ke Subdenpom XIII Gorontalo bahwa ia telah menjadi korban penipuan.

Liputan6.com, Gorontalo - Berbagai macam cara dilakukan orang demi mendapatkan rupiah, meski hal itu mereka sadari bisa membahayakan dirinya sendiri dan merugikan orang lain. Seperti halnya yang terjadi di Gorontalo.

Seorang pria bernama Alun Mubarroq (48) berpura-pura menjadi anggota Kopasus dengan pangkat mayor jenderal. Alun yang merupakan warga Kendari, Provinsi Sulawasi Tenggara itu diamankan di Makodim 1304 Gorontalo. Selasa, 18 September 2018.

Informasi yang dirangkum Liputan6.com, gelagat TNI gadungan berpangkat mayjen ini terbongkar ketika ada salah seorang melapor ke Subdenpom XIII Gorontalo. Ia mengaku menjadi korban penipuan seseorang yang mengaku angota TNI.

Pelapor, Nunung Katlili mengaku menjadi korban penipuan sekitar Mei 2018. Saat itu, seorang lelaki datang ke rumahnya mengaku anggota TNI AD berpangkat mayor jenderal. Pria itu menanyakan alamat tokoh adat dengan misi ingin mencari barang pusaka.

"Karena mendengar hal itu dengan spontan saya langsung mengantar TNI gadungan ini kepada orang tua adat yang memang saya tahu selama ini menyimpan barang seperti itu," ujar Nunung.

Setelah tiba di rumah tokoh adat itu, pria yang mengaku sebagai anggota TNI ini langsung menanyakan barang-barang pusaka. Ia beralasan hendak mengetes keaslian barang pusaka tersebut.

"Setelah dinyatakan keabsahannya, ternyata barang dinyatakan asli oleh Alun Mubarraq yang mengaku angota TNI ini dan menyampaikan kepada orang tua adat dan kepada saya untuk segera dibuat organisasi dan akan segera dibuatkan SK untuk pembentukan tim yang dinamakan DPN P3A-Celebes Indonesia," lanjut Nunung.

Dengan iming-iming penjualan pusaka itu kemudian, TNI gadungan itu memerintahkan untuk segera membentuk tim dan organisasi yang mempunyai kantor cabang di Gorontalo.

"Saya langsung menyetujui itu dengan iming-iming pengembalian jutaan rupiah. Namun setelah selang tiga bulan berjalan, semua biaya dari pembuatan kantor biaya tiket pesawat, dan rental mobil semuanya, saya yang tanggung," katanya.

"Hingga hari ini, tidak ada kejelasan sama sekali bahkan ditaksir, saya sudah mengeluarkan uang sekitar Rp 200 juta. Maka dari itu, saya hari ini mau melaporkanya karena saya mulai curiga," dia menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jawaban Berbelit Anggota TNI Gadungan

Atas laporan tersebut TNI dan Polri kemudian langsung bergerak cepat dan langsung menangkap pelaku di kediamannya Desa Bulonthala Kecamatan Suwawa Selatan, Kabupaten Bone Bolango dan langsung menangkap Alun. Dia digiring ke Kodim 1304 Gorontalo untuk dimintai keterangan.

Saat diinterogasi, TNI gadungan ini dicecar beberapa pertanyaan oleh anggota Kodim 1304 Gorontalo. Wajahnya terlihat lesu dan sesekali ia berusaha menjawab berbagai pertanyaan itu dengan jawaban yang berbelit-belit.

"Sebenarnya saya hanya bilang sebagai jenderal manager, tapi mungkin masyarakat sendiri yang menganggap saya sebagai anggota TNI," kilah Alun saat diinterogasi.

"Saya pakai ini belum ada setahun. Nanti sudah jalan ini di urusan amanah ini. Bukan bermaksud menakuti orang, ini saya beli di Makassar. Saya di sini kan kebetulan ada issue pencarian barang pusaka, nah saya ikut terlibat di situ, harus cari–cari barang pedang samurai," kata Alun.

Kapenrem 133 Nani Wartabone Mayor Fathan Ali mengatakan, setelah mendapatkan laporan, tim intel Kodim Gorontalo langsung bergerak dan menemukan mayjen palsu ini di Kabupaten Bone Bolango.

"Ada warga sipil yang mengaku berpangkat mayjen. Yang kita tahu itu Mayjen TNI, tapi dia mengaku Mayjen Kopassus. Dan menurut informasi dia sudah 3 bulan di Gorontalo," kata Mayor Fathan.

Dalam menjalankan aksinya, TNI gadungan ini mengumpulkan dana dari warga yang akan disumbangkan ke masyarakat miskin. "Mereka datang ke sini untuk membiayai orang-orang miskin. Bahkan, ditemukan ada dokumen-dokumen yang ada kartu keluarga dari TNI daerah asal Pinrang. Jadi, tidak benar dia ini anggota TNI," Fathan menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.