Sukses

Misi Seni dan Budaya ala Artis Pantura Cirebon di Pemilu Legislatif 2019

Liputan6.com, Cirebon - Momen pemilihan umum di tingkat legislatif tengah berlangsung. Puluhan partai mendaftarkan sejumlah bakal calon legislatif (bacaleg) di KPU masing-masing termasuk Cirebon hingga akhir penutupan pendaftaran.

Sejumlah bakal caleg yang mendaftar untuk duduk di kursi DPRD Kota Cirebon dari berbagai kalangan, termasuk incumbent. Tidak terkecuali dari kalangan artis pantura Cirebon itu sendiri.

"Iya, saya bertekad maju jadi bacaleg semoga berkah dan diberi jalan," kata artis dangdut pantura Rudihanto, Selasa, 17 Juli 2018.

Pria yang memiliki nama panggung Rudi Setro tersebut merasa terpanggil untuk menjadi orang yang berpengaruh terhadap perubahan sosial masyarakat. Dia mengaku, pada pencalegannya itu, dia ingin membawa anak muda Kota Cirebon wilayah pesisir ke arah yang lebih positif.

Melalui jejaring seni dan budaya, Rudi Setro akan memaksimalkan potensi yang dimiliki generasi penerus positif di Kota Cirebon. Rudi Setro yang nge-hits dengan lagu "Pahit Putusane" itu mengaku perlu perhatian lebih dalam membawa masyarakat pesisir ke arah yang lebih baik.

"Ingin bersama-sama masyarakat lain mengurangi kenakalan remaja agar tidak terjerumus pada perilaku kriminal, seperti geng motor, narkoba, dan image (citra) pesisir itu tak akui masih ada sisi negatif nya," ujar Rudi.

Artis pantura yang menerima penghargaan tembang pantura terpopuler tahun 2017 ini menjadi bacaleg Partai Amanat Nasional (PAN). Dia resmi menjadi bacaleg mewakili Dapil 1 Kelurahan Lemahwungkuk dan Kejaksan dengan nomor urut 8.

Rudi menyebutkan, salah satu upaya mengajak anak muda pesisir Kota Cirebon ke arah positif dengan meningkatkan beragam kegiatan seni budaya. Dia juga akan menggandeng sejumlah sanggar untuk membantu menggali potensi anak muda dan menyalurkan bakat mereka.

"Karena seni budaya itu sangat halus mengubah pelakunya. Dari yang tadinya kasar bisa ramah. Ini juga berangkat dari pengalaman saya sendiri yang dulu terbawa lingkungan sangat keras ikut kenakalan remaja, saya ikut seni jadi berubah drastis," ujar dia.

Selain itu, dalam upaya mengubah kesan negatif kawasan pesisir Kota Cirebon, Rudihanto juga akan berupaya meningkatkan program pemasangan Penerangan Jalan Umum. Dia mengaku, tidak sedikit peristiwa kriminalitas terjadi di kawasan pesisir Kota Cirebon.

"Mulai dari kecelakaan sampai begal di pesisir itu malah kesannya rawan bahkan takut orang lewat ke situ tengah malam karena penerangan sendiri kurang," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bawa Seni Budaya Pantura

Tak hanya Rudihanto, artis pantura Cirebon lain yang ikut dalam pemilu legislatif, yakni Diana Sastra. Tidak sedikit masyarakat Pantura Jawa Barat mengenal salah satu pantura yang identik dengan rambut gimbalnya itu.

Diana mengaku hingga saat ini kesenian dan budaya Cirebon masih kurang cukup dikenal. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, para seniman Cirebon masih hidup dari karya.

"Jadi seniman itu susah wong mau kredit saja susah karena tidak ada gaji pokok atau penghasilan tetap apalagi dari pantura," kata dia.

Ratu pantura yang nge-hits dengan lagu "Juragan Empang" dan "Pemuda Idaman" itu mengaku diusung oleh Partai Nasdem. Diana Sastra menjadi bacaleg DPR RI untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Cirebon dan Indramayu Jawa Barat.

Menurut dia, selama ini aktivitas seni dan budaya Cirebon jarang terdengar di luar daerah. Hanya kalangan tertentu saja yang menikmati karya seni budaya Cirebon.

"Kalau di kalangan pantura sendiri sudah banyak dikelan bahkan ibaratnya orang kenyang sama ribuan karya seniman pantura tapi di luar belum tentu dikenal. Maka dari itu misi saya seni budaya dibawa ke Jakarta," ujar dia, Rabu (18/7/2018).

Selain mengenalkan seni dan budaya, Diana juga mengaku terus berjuang menepis kesan negatif terhadap penyanyi dangdut pantura. Hingga saat ini, dia mengaku masih sering mendengar dan melihat penyanyi dangdut dengan penampilan seksi.

Sementara, penampilan seksi tersebut dimanfaatkan segelintir orang untuk dieksplor melalui sosial media. Tidak sedikit juga penyanyi dangdut yang kerap mendapat pelecehan saat manggung.

"Saya sendiri miris apalagi kondisi itu dialami oleh penyanyi perempuan yang kategorinya masih butuh jam terbang. Padahal, ketika suara bagus tinggal diasah saja dan berkesenian yang unik tapi positif," kata dia.

Diana menyampaikan akan membuat program seni dan budaya di Pantura Jawa Barat lebih masif. Salah satunya dengan membentuk Wadah Apresiasi Seni (Wapres).

"Pentas seni rakyat ditonton gratis dan itu akan digulirkan terus mudah-mudahan misi saya berjalan mulus," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.