Sukses

Temuan Perhiasan Emas di Gunung Totek, Milik Saudagar Tiongkok?

Tim dari Badan Pelestarian Cagar Budaya menemukan anting dan liontin berbahan emas dari Gunung Totek, Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Liputan, Pontianak - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur menemukan situs sejarah di Gunung Totek, Desa Dusun Kecil, Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

"Dari hasil peninjauan, kami sudah berhasil mendapatkan data berupa relief stupa yang memiliki catra, kemudian berhasil mengidentifikasi relief yang kemungkinan peta diukir pada batu," kata Kepala BPCB Kaltim, Budhy Sancoyo di Sukadana, Kayong Utara, dilansir Antara, Selasa (6/2/2018).

Selain itu, Tim BPCB juga berkomunikasi dengan masyarakat setempat untuk menggali informasi dan mencari barang-barang antik. Tim berhasil mendapatkan peninggalan berupa keramik, kendi, bahkan emas yang tersisa dari peninggalan-peninggalan sejarah.

"Kami juga telah berhasil mengamankan beberapa artefak, di antaranya ada manik-manik, kemudian anting, cincin, liontin dan beberapa benda lainnya yang nanti akan kami identifikasi," ujarnya pula.

Ia memperkirakan benda-benda itu adalah berasal dari pedagang Tiongkok yang akan berdagang ke Jawa namun singgah ke Pulau Maya dan berteduh beberapa bulan sambil menunggu cuaca bagus melanjutkan perjalanan.

"Ini hal yang sangat menarik sebetulnya, apakah dulu di Gunung Totek ini pernah disinggahi para pedagang dari Tiongkok atau memang sudah ada penduduk lokal, dan ini yang perlu kita kaji ke depan," kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan Dagang

Budhy menerangkan, secara umum, hubungan dagang antara masyarakat di Nusantara dengan saudagar Tiongkok sudah dimulai sejak abad 6 Masehi hingga abad 16-17 Masehi, yakni saat masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit. Namun, dia belum memastikan apakah temuan tersebut berasal dari kurun waktu itu.

"Nah, itu akan kami teliti lebih dalam lagi. Namun, kalau melihat dari keramik atau pecahan guci yang telah diserahkan itu berasal dari abad ke-13 hingga 14 Masehi," ujar Budi.

Didampingi dari Bidang Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara, Tim BPCB akan mengamankan lokasi ditemukan peninggalan bersejarah tersebut dengan memberikan pagar dan atap, agar terhindar dari pelapukan yang diakibatkan dari iklim ekstrem dan berubah-ubah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.