Sukses

10 Kisah Terheboh di Bumi Ngapak Sepanjang 2017, Cek Nomor 5

Bumi Ngapak dengan segala keunikannya memiliki kisah sendiri. Di tengah deru perkembangan zaman, Banyumas tetap tampil otentik.

Liputan6.com, Banyumas - Persinggungan wilayah Banyumas yang berada di antara dua budaya dominan, Mataram dan Pasundan, membuat daerah ini menciptakan entitas budayanya sendiri. Bahasanya pun khas, ngapak alias panginyongan.

Penutur bahasa ngapak tersebar mulai dari dari Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Cilacap, Purbalingga, hingga Kabupaten Kebumen. Lima kabupaten ini menjadi pusat penutur bahasa ngapak yang kemudian menyebar hingga penjuru Indonesia dan dunia.

Bumi Ngapak dengan segala keunikannya, memiliki kisah sendiri. Di tengah deru perkembangan zaman, Banyumas tetap tampil dengan segala kisahnya yang otentik, mulai cerita mengharukan, kisah Nusakambangan yang mematikan, horor, hingga beragam kisah lucu dan unik.

Liputan6.com merangkum 10 berita paling heboh Banyumas dan Jawa Tengah selatan sepanjang 2017:

1. 3 Tempat Paling Angker di Pulau Kematian Nusakambangan

Pulau Nusakambangan, selain dikenal sebagai penjara yang ketat juga dijuluki Pulau Kematian. Musababnya, ratusan orang bahkan ribuan narapidana mati secara tak wajar.

Kebanyakan dari mereka dieksekusi dan terjangkit wabah malaria, seperti yang diriwayatkan pada masa kolonial Belanda. Tak aneh jika banyak cerita mistis bertebaran.

Pagi sekitar pukul 08.45 WIB, Kapal Pangayoman buang sauh dari Dermaga Wijayapura, Cilacap, menyeberang Selat Nusakambangan. Beberapa kapal tanker tampak angkuh membuang jangkar di Dermaga Pertamina utara Dermaga Sleko.

Mesin Kapal Pengayoman IV menderu-deru, melaju diikuti kecipak air yang tak biasanya berarus tenang, Sabtu 5 Agustus 2017. Sektar 400 meter dari lintasan kapal, tongkang pabrik semen bersandar menampung ribuan ton kapur dari bukit-bukit karst Nusakambangan.

Tak lama kemudian, Dermaga Sodong tampak dari kejauhan. Samar-samar, terlihat plang berwarna merah dengan huruf berwarna kuning pudar ‘Pemasyarakatan Nusakambangan’. Plang yang konon membuat nyali langsung ciut.

Selengkapnya...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Napi Kabur Lebih Licin dari Jhony Indo dan Banjir Massal Banyumas

2. Kisah Kabur Napi Nusakambangan yang Lebih Licin dari Johny Indo

Kisah pelarian dari lapas di Pulau Nusakambangan biasanya berakhir dengan kegagalan. Hal itu bahkan terjadi pada bekas penjahat tenar pada akhir 1970-an, Johny Indo.

Baru tiga tahun menjalani hukumannya, ia dan gerombolan berjumlah 34 orang sempat melarikan diri dari Nusakambangan. Namun, ia berhasil ditangkap setelah kabur selama 12 hari.

Kisah pelarian gagal ini terus berlanjut hingga bertahun-tahun kemudian, ketika kemudian pada 2016 rekor tak tertembus itu dipatahkan oleh seorang napi Lapas Besi Pulau Nusakambangan, Saman Hasan Zadeh Leli bin Kheirollah alias Messi, warga negara asing (WNA) asal Iran.

Tembok berduri dan pengamanan berlapis tak mampu menghentikan pelarian terpidana kasus narkoba yang divonis 14 tahun dan denda Rp 1 miliar subsider tiga bulan kurungan itu.

Selengkapnya...

3. 4 Sungai di Banyumas Meluap, Truk dan Mobil Hanyut

Puluhan pengendara terpaksa berbalik arah saat hendak melintas Jembatan Ledug, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang ditutup total. Terjangan banjir pada Minggu, 15 Oktober 2017 sekitar pukul 20.30 WIB, menyebabkan fondasi jembatan tergerus.

Jembatan tersebut dikhawatirkan runtuh dan membahayakan pengendara yang melintas. Sebab, saat itu, luapan banjir nyaris menyentuh badan jembatan.

Salah satunya adalah Kukuh Hasan Surya (29). Rencananya, ia hendak pulang dari Kelurahan Pabuwaran, Kecamatan Purwokerto Utara, menuju rumahnya di Kelurahan Mersi, Purwokerto Timur, Banyumas. Namun, lantaran Jembatan Ledug ditutup, ia terpaksa memutar ke Dukuh Waluh untuk sampai ke rumahnya.

Selengkapnya...

3 dari 6 halaman

Kisah Tragis Calon Pengantin Tewas Tenggelam dan Gempa Jawa

4. Nyawa Calon Pengantin Terenggut di Danau Angker

Mestinya, akhir Desember nanti bakal menjadi hari penuh sukacita bagi keluarga Afif Arifudin (21) warga Desa Wanadri RT 3 RW 1, Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia resmi menjadi calon pengantin.

Syawal lalu, Afif sekeluarga meminang sang pacar. Disepakati kemudian, mereka akan meresmikan hubungan kasih itu di pelaminan pada akhir Desember ini. Kabar sudah tersiar. Dokumen pernikahan pun mulai dipersiapkan dengan meminta rekomendasi ke pemerintah desa Wanadri.

Sang calon pengantin pria yang berprofesi sebagai sopir truk angkutan pasir pun semakin getol bekerja. Seperti biasa, pada Selasa sore, 5 Desember 2017, Afif mengantre pasir putih di kawasan pertambangan pasir putih Saga Desa Wanadri yang dikenal angker. Saat itu, pasir baru terisi separuh.

Selengkapnya...

5. Gempa Jawa, Ribuan Warga Pantai Cilacap Mengungsi ke Bukit

Ribuan warga sepanjang pantai Cilacap, Jawa Tengah berlarian keluar rumah saat diguncang gempa 6,9 Skala Ritcher (SR) di laut selatan, sekitar pukul 23.45 WIB.

Belum hilang kepanikan mereka, mendadak, puluhan sirine peringatan dini tsunami meraung keras. Kontan, Ribuan warga pun panik dan bergegas mengungsi ke tempat lebih tinggi di Perbukitan wilayah Jeruklegi.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Martono mengatakan warga mulai disarankan mulai mengungsi begitu BMKG memperingatkan potensi bahaya tsunami, sekitar pukul 12.00 WIB.

Suasana panik warga begitu terasa. Namun, petugas BPBD beserta kepolisian tetap mengarahkan agar warga menjauh dari pantai dan mengungsi ke tempat lebih tinggi, yakni wilayah Kecamatan Jeruklegi.

Selengkapnya...

4 dari 6 halaman

Syarat PSK Pensiun dan Kisah Santri Nekat Curi Sandal Gus Dur

6. Kisah Lucu Saat Santri Nekat Mencuri Sandal Gus Dur

Gasab menurut tinjauan bahasa berarti mengambil sesuatu secara zalim lantaran bukan haknya. Sementara berdasarkan istilahnya, artinya menguasai hak orang lain secara zalim, permusuhan, dan dengan cara yang tidak benar.

Namun, kali ini, yang dibahas bukan gasab dengan pengertian yang seserius itu. Di dunia santri, gasab ada banyak macamnya. Meski jika diartikan terkesan seram, rupanya gasab juga berlaku pada kejahatan-kejahatan kecil, yang kadang-kadang, bahkan tak perlu mendapat hukuman. Meski, tentu saja tetap salah.

Contoh kecil, seorang santri meminjam sandal santri lainnya kala ke kamar mandi. Itu yang disebut gasab. Akan tetapi, secara bersamaan, lantaran sudah jamak dilakukan, maka muncul pula, istilah rukhshah, yang berarti pengurangan, atau bisa diartikan pula keringanan. Di kalangan santri, pinjam meminjam sandal, kopiah, sarung, bahkan sabun yang tertinggal di kamar mandi adalah hal biasa, dan tak perlu dibahas.

Selengkapnya...

7. Ini Syarat PSK Kebumen Pensiun, Siapa Bisa Bantu?

SC (29) hanya tertunduk malu kala dihadirkan dalam sidang pengadilan di Pengadilan Negeri Kebumen, Rabu, 1 November 2017. SC, bersama 8 pekerja seks komersial (PSK) lainnya, terjaring razia kepolisian di Pasar Ayam Tamanwinangun, Kebumen, Sabtu pekan lalu.

Mereka didakwa dengan Perda Kabupaten Kebumen Nomor 6 tahun 1973 Pasal 2 tentang pemberantasan Prostitusi, lantaran menjajakan diri. Yang membuat trenyuh, sekaligus geli, di hadapan hakim, SC mengaku menyesal.

Ia pun berjanji akan berhenti dari bisnis esek-esek yang sudah setua peradaban manusia itu. Syaratnya, ada lelaki bertanggung jawab yang bersedia menikahi dan memberinya nafkah.

Sebab, ia juga mesti menghidupi anak seorang diri. "Saya mau berhenti Pak. Tapi, saya kan menghidupi anak seorang diri. Suami pergi entah ke mana. Jika ada yang mau menikahi, atau mau memberi saya modal usaha, saya berhenti," ucapnya.

Selengkapnya...

5 dari 6 halaman

Kisah Pilu Bocah 12 Tahun Berbobot 8,5 Kilogram dan Toleransi ala Kalikudi

8. Kisah Pilu Bocah 12 Tahun Berbobot 8,5 Kilogram

Anisa tampak nyaman dalam gendongan sang kakak, Nabila (16). Siang itu, Anisa banyak tidur. Beberapa hari terakhir, bocah mungil itu terserang pilek. Ia lebih banyak digendong ibunya, Prihatin (39) atau Nabila, kakak satu-satunya.

Seperti biasanya, usai pulang sekolah, Nabila mengajak Anisa bermain ke rumah tetangganya, berbaur dengan anak-anak lain. Anisa pun tampak riang. Ia melambaikan tangan. Bermain tos-tosan dan salaman, serta tertawa gembira.

Bagi seluruh tetangganya, Anisa adalah adik terkecil mereka. Mereka biasa bergantian menggendong Anisa yang hingga menjelang usia remaja baru bisa duduk. Teman-temannya tetap menganggap Anisa sebagai adik. Mereka memanggilnya dengan panggilan kesayangan, "Dek", meski umur Anisa sebenarnya jauh di atas.

Sebenarnya, bocah bernama lengkap Alsa Anisa ini telah berumur 12 tahun. Namun, entah kenapa, bobot tubuhnya hanya 8,5 kilogram, setara dengan bayi berumur 1 tahun.

Selengkapnya...

9. Kata Warga Desa Kalikudi, Tuhanku Tuhanmu Juga

Kalikudi adalah sebuah desa di Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Di tempat ini lahir dan berkembang berbagai adat tradisi warisan leluhur dan kepercayaan yang hidup berdampingan dengan agama lainnya.

Di tempat ini, kita bisa belajar, soal keterbukaan dan bagaimana mereka mengembangkan budaya toleransi agama. Saking tolerannya, doa di desa Kalikudi dilakukan setidaknya dua kali, dengan adat Jawa dan secara Islam.

Boleh dibilang, Kalikudi merupakan miniatur bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan budaya. Selain didiami oleh enam agama mainstream, di desa ini, berkembang pula kelompok penghayat kepercayaan dan pelestari adat kejawen yang jumlahnya mencapai 400 kepala keluarga.

Sejak dahulu kala, agama-agama dan kepercayaan di Kalikudi belajar untuk bersikap terbuka, toleran, dan menghargai kepercayaan orang lain. Secara total, keseluruhan penduduk Kalikudi berjumlah sekitar 8.500 jiwa.

Selengkapnya...

6 dari 6 halaman

Rahasia Ilmu Kuno Cilacap Taklukkan Badai Cempaka

10. Rahasia Kuno Nelayan Pantai Selatan Menari Bersama Badai Dahlia

Sebagian besar dari belasan ribu nelayan di pesisir Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memilih menyandarkan perahu menyusul gelombang tinggi yang terjadi di perairan selatan Jawa dan Samudera Hindia, sepekan terakhir, dipicu badai cempaka, dan kini badai dahlia.

Namun, tak begitu dengan Marno (53). Nelayan pantai selatan ini ogah takluk. Sebab, di mata pancing dan jaring-jaringnya itu, dapur keluarganya dipertaruhkan. Cita-cita dua dari empat anaknya yang masih bersekolah pun tertambat di perahu comprengnya.

Maka, ia pun nekat. Ia tetap menerabas ombak dan gelombang tinggi yang dapat menggulungnya sewaktu-waktu. Marno tak menyerah.

Sejak lahir, Marno terbiasa dengan kerang laut, cumi-cumi, dan asinnya ombak-ombak. Ia menyadari, laut bukan lah musuhnya. Pengalamannya bertahun-tahun sebagai nelayan, mengajarinya menari bersama gelombang-gelombang tinggi, pun dengan badai dahlia.

Marno tentu memiliki strategi dan perhitungan matang sebelum melaut. Ia menggunakan ilmu kuno, yakni jolokan. Jolokan, secara harfiah, adalah melaut dengan jarak tertentu, biasanya tak lebih dari 5 mil laut atau sekitar 9 kilometer.

Selengkapnya...

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.