Sukses

Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Bayar Utang? Simak Penjelasannya

Mana yang lebih pantas didahulukan, membayar utang puasa atau berpuasa sunah 6 hari di bulan Syawal?

Liputan6.com, Jakarta Ramadan telah usai. Salah satu ciri-ciri ibadah yang diterima oleh Allah SWT di bulan Ramadan adalah intensitas ibadah yang terus bertambah. Selain melakukan ibadah wajib, ada juga ibadah-ibadah sunah. Salah satunya adalah puasa syawal 6 hari.

Seringkali ada pertanyaan, bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar utang? Ketika seseorang sedang sakit, yang sakitnya dapat memberatkannya untuk berpuasa, atau wanita hamil dan menyusui, yang khawatir dengan keselamatan anaknya, atau seorang musafir, maka mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan.

Namun, ibadah puasa Ramadan yang mereka tinggalkan, wajib diganti atau diqadha di luar bulan Ramadan, sesuai dengan jumlah hari puasa yang mereka lewatkan. Puasa bayar utang ini dapat dimulai di bulan setelah Ramadan, yaitu Syawal.

Akan tetapi, di bulan Syawal sendiri ada amalan sunah yang juga dianjurkan untuk dikerjakan. Puasa Syawal yang dianjurkan dikerjakan selama enam hari, memiliki keutamaan yang baik terlebih jika dikerjakan setelah selesai puasa Ramadan.

Dari Abu Ayyub Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang melakukan puasa Ramadan lantas ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, muncul pertanyaan, bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar utang?

Permasalahan tentang bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar hutang ini memang kerap menjadi dilema selepas Ramadan.

Dikutip dari Merdeka.com, dalam artikel berikut, kami akan menjelaskan tentang permasalahan bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar utang yang dilansir dari rumaysho.com.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha Puasa

Qadha puasa hukumnya wajib dan kita dianjurkan untuk segera menunaikannya setelah bulan Ramadan. Sedangkan puasa syawal hukumnya sunah sehingga derajatnya lebih rendah dibanding qadha puasa. Namun, puasa syawal hanya dapat dikerjakan di bulan Syawal.

Lalu, bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar utang?

Dikutip dari fatwa Al Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) tentang bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar utang, maka jawabannya "Tidak boleh melakukan puasa sunah dengan dua niat sekaligus, yaitu dengan niat qodho’ puasa dan niat puasa sunah.”

Karena memang tidak bisa menggabungkan dua niat antara yang wajib dan yang sunah. Seperti yang kita tahu bahwa qadha puasa Ramadan adalah hal yang wajib dan puasa Syawal adalah ibadah sunah.

Hal ini sebagaimana salat qobliyah subuh dua rakaat yang tidak mungkin digabungkan niatnya dengan salat subuh wajib dua rakaat. Ingat pula ketika berpikir bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar hutang, bahwa amalan wajib memiliki pahala lebih besar dari amalan sunah.

3 dari 3 halaman

Qadha Puasa atau Puasa Syawal Terlebih Dulu

Selain permasalahan tentang bolehkah puasa syawal digabung dengan puasa bayar utang, dilema lain yang sering membuat umat Islam bingung adalah pengerjaan antara qadha puasa dan puasa Syawal. Banyak yang bertanya-tanya, mana yang lebih dulu. Terlebih bagi wanita yang mengalami haid saat Ramadan sehingga mesti mengqadha puasa, dan di bulan Syawal pun kemungkinan juga bisa mendapati haid kembali.

Dalam hal ini, para fuqoha berselisih pendapat. Ada yang mengatakan boleh untuk puasa sunah sebelum qadha puasa. Namun, ada yang mengatakan boleh, tapi disertai makruh ketika mendahulukan puasa sunah dari qadha, dan ada yang mengatakan tidak boleh mendahulukan puasa sunah sebelum mengqadha puasa.

Namun, yang perlu diketahui bahwa waktu mengqadha puasa juga amat panjang, yaitu sampai Ramadan berikutnya.

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa mempunyai qodho’ puasa di bulan Ramadan, lalu ia malah mendahulukan menunaikan puasa sunah enam hari Syawal, maka ia tidak memperoleh pahala puasa setahun penuh. Karena keutamaan puasa Syawal (mendapat pahala puasa setahun penuh) diperoleh jika seseorang mengerjakan puasa Ramadan diikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Dalam kondisi tadi, ia tidak memperoleh pahala tersebut karena puasa Ramadhannya belum sempurna.” (Lathoif Al Ma’arif, Ahmad bin Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami).

Ibnu Rajab rahimahullah kembali menjelaskan, “Barangsiapa mendahulukan qodho’ puasa, setelah itu ia melakukan puasa enam hari Syawal setelah ia menunaikan qodho’, maka itu lebih baik. Dalam kondisi seperti ini berarti ia telah melakukan puasa Ramadhan dengan sempurna, lalu ia lakukan puasa enam hari Syawal. Jika ia malah mendahulukan puasa Syawal dari qodho’ puasa, ia tidak memperoleh keutamaan puasa Syawal. Karena keutamaan puasa enam hari Syawal diperoleh jika puasa Ramadhannya dilakukan sempurna.”

Jadi, jika mendahulukan puasa enam hari Syawal dari qadha puasa, maka puasanya tetap sah, namun pahala puasa setahun penuh tidak diperoleh karena puasa Ramadannya belum sempurna. Jika ingin mendapatkan pahala sempurna seperti berpuasa setahun penuh, maka lebih baik dahulukan qadha puasa daripada puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.