Sukses

Makin Populer, Warga Mesir Manfaatkan Aplikasi Kurangi Limbah Makanan Selama Ramadhan

Makanan itu bisa untuk dikonsumsi sendiri atau disumbangkan ke badan-badan amal yang terdaftar di TeKeya, Mesir.

Liputan6.com, Kairo - Warga Mesir kini dapat berpartisipasi dalam upaya mengurangi limbah makanan dengan memesan makanan segar berlebih dari restoran dan pemasok lain melalui sebuah aplikasi seluler.

Aplikasi seluler yang diberi nama TeKeya ini pada prinsipnya menyediakan platform bagi para pemasok makanan dan restoran di Mesir untuk menjual kelebihan makanan mereka dengan harga lebih murah kepada pelanggan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (27/4/2022).

Makanan itu bisa untuk dikonsumsi sendiri atau disumbangkan ke badan-badan amal yang terdaftar di TeKeya. Restoran atau pemasok makanan juga dapat menyumbangkan kelebihan makanan mereka secara gratis melalui aplikasi ini.

Aplikasi ini dirancang oleh pasangan yang tinggal di Dubai, Menna Shahin dan suaminya, Max Haartsen. Mereka meluncurkannya pada 2019, namun menjadi populer saat ini seiring meredanya pandemi COVID-19, dan berlangsungnya Ramadhan.

Shahin menjelaskan, “Selama Ramadhan, model berdonasi makanan melalui aplikasi ini sangat diminati karena banyak orang berniat menyumbang. Ada restoran yang kelebihan memproduksi makanan, begitu pula halnya dengan bisnis katering. Kami mendapat banyak makanan yang disumbangkan untuk tujuan amal. Alih-alih menjadi bulan menumpuk sampah makanan, Ramadhan menjadi bulan mengurangi polusi. Kami menyalurkannya untuk tujuan amal."

Menurut Shahin, TeKeya menguntungkan banyak pihak.

“Ide aplikasi Tekeya didasarkan pada kemenangan tiga kali lipat. Ketika pengguna memesan melalui TeKeya, mereka menghemat uang, 50 persen."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bangga Atas Terciptanya Aplikasi Kurangi Limbah Makanan

Penyedia atau restoran yang beriklan di TeKeya menghasilkan lebih banyak keuntungan. Badan amal di TeKeya juga mendapatkan makanan gratis.

"Idenya adalah bahwa kami menyatukan semua orang ini untuk berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Dengan TeKeya, bukan saya saja yang mengurangi polusi, tapi seluruh komunitas,” jelasnya.

Haartsen, suami Shahin, merasa bangga, dengan aplikasi karya mereka. "Pada tahun 2021 kami menghemat sekitar 40.000 paket makanan. Itu jumlah yang besar, yang setara dengan 58 ton karbon dioksida. Kami benar-benar bangga dengan ini," jelasnya.

Sementara aplikasi TeKeya saat ini hanya bergantung pada model penyedia-ke-konsumen, proyek masa depannya akan memperkenalkan model penyedia-ke-penyedia, di mana supermarket menjual kelebihan produk mereka ke restoran dengan harga lebih murah.

Baik Shahin maupun Haartsen sama-sama mengatakan bahwa mereka berharap dapat bekerja di seluruh rantai pasokan makanan, sehingga ikut juga mengurangi potensi kehilangan makanan di tingkat pertanian.

Mesir adalah negara dengan penduduki sekitar 100 juta orang. Menurut indeks limbah makanan Program Lingkungan PBB yang diterbitkan pada 2021, limbah makanan rumah tangga di sana diperkirakan mencapai 91 kilogram per orang per tahun.

3 dari 4 halaman

Kunafa hingga Baklava, Pencuci Mulut Wajib Bagi Muslim Mesir

Kebanyakan umat Islam menikmati hidangan manis pencuci mulut pada saat berbuka puasa. Tidak ketinggalan, warga Mesir juga ikut menikmati suguhan manis tradisional mereka di bulan suci Ramadhan.Warga setempat di Kairo pergi ke toko-toko untuk membeli hidangan pencuci mulut tradisional mereka di bulan Ramadhan.

Kunafa, qatayef dan baklava selalu populer dalam bulan puasa dan ikut disuguhkan dalam hidangan berbuka puasa di kebanyakan rumah warga Mesir.

Kunafa dan qatayef merupakan dua hidangan pencuci mulut yang paling digemari, yang terbuat dari campuran terigu, air dan susu bubuk.

Reham Mohamed, yang tinggal di Kairo, termasuk yang berbelanja camilan manis itu.

"Hari ini kami pergi sholat di masjid. Akhirnya masjid kembali dibuka. Alhamdulillah bahwa masjid dibuka kembali bagi perempuan."

"Kami sholat Tarawih. Ini merupakan hal yang sangat indah dan sebelumnya kami merasa ada sesuatu yang hilang dari momen saat pandemi terjadi."

 

4 dari 4 halaman

Suguhan Manis

Selain itu, masyarakat disana juga bahagia lantaran sudah lama tak merasakan momen Ramadhan dan menyambut baik hal tersebut.

"Kami kini dapat merasakan Ramadhan. Tentu saja kami pergi ke toko untuk membeli kunafa dan qatayef. Ini merupakan ritual di bulan Ramadhan. Setiap Ramadhan, kami harus melakukannya," Reham Mohamed.

Amani Bekhet, warga Kairo juga ikut membeli suguhan manis tersebut. Baginya, suasana Ramadan itu sangat indah.

"Setiap tahun Anda dalam keadaan baik dan Anda bermurah hati saat Ramadan. Kami membeli qatayef seperti halnya Anda dan suasana Ramadan itu indah. Mesir adalah sebuah mahakarya dan semoga Tuhan membuat kita mengasihi satu sama lain," tuturnya.

Om Yasmin, seorang pemilik toko Kunafa Qatayef, mengatakan ada permintaan yang besar untuk suguhan manis tradisional tersebut saat bulan Ramadan.

"Baladi kunafa hanya tersedia sekali dalam tahun. Ada permintaan yang besar untuk baladi kunafa dan Anda lihat, banyak orang yang membelinya karena mereka tidak menyantapnya kecuali pada saat Ramadan, yaitu qatayef, baladi dan kunafa," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.