Sukses

Menabung Tidur, Salah Satu Cara Hindari Kantuk Saat Mudik Lebaran

Dokter spesialis tidur dari Sleep Disorder Clinic Mitra Keluarga dr Andreas Prasadja, SPSGT menyampaikan, berkendara dalam kondisi mengantuk lebih berbahaya dibandingkan dengan kondisi mabuk.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia bisa kembali menikmati mudik Lebaran. Tradisi yang selama dua tahun terakhir terpaksa ditunda karena pandemi COVID-19.

Kini, masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster, bisa melakukan perjalanan pulang kampung. Diperkirakan, lebih dari 80 juta orang di Indonesia akan mudik Lebaran.

Individu yang hendak melakukan perjalanan mudik menggunakan kendaraan pribadi, disarankan untuk mempersiapkan diri dengan baik. Dokter spesialis tidur dari Sleep Disorder Clinic Mitra Keluarga dr Andreas Prasadja, SPSGT menyampaikan, berkendara dalam kondisi mengantuk lebih berbahaya dibandingkan dengan kondisi mabuk.

"Kenapa? Karena kalau sudah mengantuk, nih, tahu-tahu 'Ah, masih kuat. Sedikit lagi ada tempat ngopi', eh, di dalam kecepatan tinggi, hanya se-per-sekian detik terjadi kecelakaan," katanya.

"Maunya senang-senang mudik malah jadi musibah," Andreas melanjutkan melalui saluran Youtube pribadinya baru-baru ini.

Oleh karena itu, Andreas menekankan pentingnya berhati-hati dan mempersiapkan diri. Menurutnya strategi yang tepat adalah pencegahan, bukan mencari cara agar tidak mengantuk.

"Akan tetapi strateginya jangan sampai mengantuk. Caranya, dengan cukupi tidur setidaknya seminggu sebelum Anda melakukan perjalanan jauh," ujarnya.

Salah satu kiat dalam mencegah ngantuk ketika berkendara saat mudik adalah menabung tidur. Tips tersebut pernah Andreas bagikan pada Liputan6.com beberapa tahun lalu. Dia berpesan, jangan sampai ada hutang tidur. Terpenting, tidak boleh kurang tidur karena sangat berbahaya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanda Kantuk Berbahaya

Andreas memaparkan beragam tanda-tanda kantuk yang berbahaya sebaiknya diwaspadai para calon pelaku mudik Lebaran 2022. Menurut Andreas, tanda-tanda kantuk tersebut terdiri dari beberapa kondisi.

Pertama, ketika Anda sudah menguap-nguap, itu saja sebenarnya sudah berbahaya. Menurut Andreas, karena konsentrasi, respons refleksnya sudah mulai menurun.

"Apalagi kalau sudah terkantuk-kantuk (microsleep) sangat berbahaya," ujarnya.

Kemudian, ketika berkendara kepala tiba-tiba bersandar di head rest, itu juga merupakan tanda bahaya. Hal lain yang juga sangat berbahaya, kata Andreas, saat tiba-tiba Anda mengatakan 'Lho, kok sudah sampai sini, ya?'.

"Lima menit atau 15 menit perjalanan yang sudah lewat terlupakan, artinya sebagian otak sudah tidur, sebagian otak lagi otomatis masih berkendara," katanya.

Kondisi microleep sangat berbahaya. Kondisi tersbeut menyebabkan individu yang tengah menyetir sulit untuk menghindar ketika terjadi sesuatu.

"Kalau ada sesuatu yang mendadak, tidak bisa menghindar. Hati-hati," Andreas menambahkan.

Strategi yang sebaiknya Anda pegang dan lakukan untuk aman saat berkendara jauh, bukan dengan bagaimana mengatasi rasa kantuk. Atau kalau sudah mengantuk, bagaimana caranya buat menghilangkan kantuk tersebut.

"Jadi, segala macam alat, kopi, kacamata untuk menghilangkan kantuk, atau membangunkan kalau kita tertidur, itu bahaya," katanya. 

3 dari 4 halaman

Cegah Kantuk Saat Mengemudi

Penting bagi Anda untuk mencegahagar tidak sampai mengantuk selama mengemudi saat mudik.

Andreas pun menyarankan untuk melakukan persiapan sejak tujuh hari sebelum berkendara jarak jauh.

"Tolong cukupi tidur Anda tujuh sampai sembilan jam. Kemudian, malam hari sebelum Anda berangkat, tolong tidurnya enam jam paling tidak," katanya.

Tidak hanya, Andreas juga menyarankan Anda untuk berkendara di saat biasanya Anda tidak tidur. Kemudian, biasakan ada teman yang menemani untuk gantian menyetir atau mengemudi saat Anda mengantuk.

"Bagaimana kalau di perjalanan mudik atau perjalanan jauh mengantuk? Sederhananya, bukan ngopi, bukan menambah minuman berenergi. Itu salah," katanya.

"Sebab, otak yang sudah mengantuk akan tetap mengantuk tidak akan terbantukan. Matanya pun seolah-olah segar," Andreas menambahkan.

Yang sebaiknya mesti Anda lakukan adalah nap a latte. Berhenti sebentar, mau minum kopi atau minum minuman berenergi silakan, tapi sesudahnya tidur.

"Tidurlah selama 20 menit, 30 menit. Begitu bangun Anda mendapatkan semua manfaat tidur," ujarnya.

"Konsentrasi kembali segar, dan kafein yang dikonsumsi akan keluar manfaatnya," Andreas menambahkan.

4 dari 4 halaman

Hindari Mengemudi Jika Punya Kondisi Ini

Seseorang tidak boleh atau dilarang berkendara jika memiliki kondisi tertentu. Kondisi yang dimaksud yakni hipersomnia, kata Andreas, namanya hipersomnia atau kantuk yang berlebihan.

Menurut Andreas, biasanya penderitanya sudah tidur cukup tapi ketika bangun masih saja mengantuk. Pun ketika di siang hari juga merasa terus mengantuk.

"Nah, kondisi hipersomnia ini merujuk pada beberapa penyakit tidur. Narkolepsi, periodic limb movement disorder atau PLMS, Kleine-Levin Syndrome, Sleep Apnea," katanya. 

"Paling banyak adalah sleep apnea atau ngorok. Perlu Anda ketahui bahwa pendengkur memiliki risiko kecelakaan lalu lintas 15 kali lipat dibanding yang tidak mendengkur.," Andreas menambahkan.

Jadi, Andrea menekankan kalau Anda terus mengantuk, lebih baik periksakan diri ke dokter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini