Sukses

Menyusul Rasulullah SAW di Surga dengan Bersedekah, Meskipun Separuh Kurma

Rasa takut harta kekayaan kita akan berkurang jika bersedekah, maka harta itu tidak berkah.

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan menjadi bulan penuh pahala. Segala amal ibadah akan diganjar berlipat ganda. Karenanya Umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan amal kebaikan, yang di antaranya dengan melakukan sedekah.

Dikutip dari karya Syekh Shalih Al-Munajjad, dalam karangannya Seni Interaksi Rasulullah, dia menulis bahwa Aisyah meriwayatkan, Rasulullah SAW berkata kepadanya, wahai Aisyah, jagalah dirimu dari api neraka meskipun hanya dengan bersedekah setengah kurma.

Kata Syekh Shalih, maksud dari setengah kurma adalah dorongan untuk bersedekah meskipun hanya dengan sesuatu yang sedikit. Rasulullah mendorong untuk melindungi dirinya dari api neraka dengan melakukan suatu amal ibadah meskipun tampak remeh tidak peduli sekecil apapun sedekah seseorang, tetap akan dapat melindunginya dari api neraka.

Selanjutnya, Aisyah meriwayatkan, suatu ketika seorang pengemis datang meminta sedekah sementara Rasulullah sedang bersamaku, maka aku menyuruhnya seorang hamba sahaya untuk memberinya sesuatu. Namun sebelum diberikan kepada si pengemis, aku memanggil hamba sahaya itu untuk memperlihatkan apa yang akan diberikan.

Rasulullah berkata, wahai Aisyah apakah kamu sangat ingin mengetahui (apa yang masuk ke dalam rumahmu) dan tidak ada yang keluar untuk sedekah kecuali dengan sepengetahuanmu (jumlahnya)? Aku menjawab: Ya.

Rasulullah bersabda, wahai Aisyah bersedekah lah dan jangan menumpuk-numpuk harta kalau tidak Allah akan menahan rezeki-Nya darimu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jangan Halangi Bersedekah

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, Rasulullah memerintahkan dalam riwayat ini agar jangan menghalangi sedekah. Karena rasa takut harta kekayaan kita akan berkurang jika bersedekah, maka harta ini tidak berkah. Karena Allah akan membalas sedekah seseorang dengan balasan yang banyak terhadap seseorang yang tidak menghitung-hitung sedekahnya.

"Allah akan menyediakan rezekinya tanpa batas dari arah yang tidak pernah disangka-sangka," tulisnya.

Contoh lain yang menggambarkan bagaimana Rasulullah mendidik istri istrinya untuk dermawan adalah dengan bersedekah dari domba yang disembelih.

Aisyah meriwayatkan suatu ketika kami menyembelih domba, kemudian menyedekahkannya. Rasulullah Kemudian datang dan bertanya: berapa banyak sisanya. Aku berkata, semuanya habis kecuali bagian bahunya.

Beliau bersabda: tidak akan tetapi semuanya tetap ada kecuali bagian bahunya.

 

3 dari 4 halaman

Sedekah Tak Akan Hilang

Al-Mubarakfuri berkata, ini artinya apa yang kita sedekahkan adalah yang tersisa untuk kita. Kita akan mendapat balasan dari-Nya. Dan apa yang kita simpan untuk diri sendiri adalah bagian yang hilang.

Rasulullah menjelaskan bahwa seseorang yang bersedekah adalah yang paling cepat menyusul beliau di Jannah. Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda yang paling cepat di antara kalian menyusul ke surga adalah yang memiliki tangan panjang. Maksudnya adalah yang paling banyak bersedekah.

Aisyah menambahkan, sehingga kami memanjang manjangkan tangan kami untuk melihat siapa yang memiliki lengan paling panjang. Tapi ang sebenarnya memiliki lengan yang paling panjang adalah Zainab, karena dia bisa membuat sesuatu dengan tangannya dan menjual kemudian bersedekah sesuai harganya.

Ibnu Hajar berkata riwayat ini adalah bukti bahwa seseorang harus bersedekah sebanyak mungkin selagi dia mampu. Karena ini akan menjadi sarana untuknya bertemu dengan Rasulullah di surga sekaligus merupakan keutamaan paling besar yang akan kita peroleh

 

4 dari 4 halaman

Istiqomah Beramal Meskipun Sedikit

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus meskipun kecil.

Al qasim bin Muhammad berkata, setiap Aisyah melakukan sesuatu amalan maka dia tidak pernah berhenti melakukannya.

Ibnul jauzi rahimahullah berkata, Allah mencintai amalan yang terus-menerus karena dua hal. Pertama berhenti melakukan suatu amalan setelah melakukannya adalah seperti mengabaikannya, yang kedua seseorang yang melakukan suatu amalan terus-menerus seperti seorang hamba sahaya yang terus-menerus melayani tuannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.