Sukses

Tips Ambil Peluang Bisnis dari Tradisi Ramadhan di Masa Pandemi

Tahun lalu menjadi masa yang penuh tantangan dengan merebaknya pandemi COVID-19, di mana masyarakat terpaksa beradaptasi terhadap keadaan new norma

Liputan6.com, Jakarta Tahun lalu menjadi masa yang penuh tantangan dengan merebaknya pandemi COVID-19, di mana masyarakat terpaksa beradaptasi terhadap keadaan new normal yang membatasi segala bentuk interaksi.

Termasuk saat momen penting seperti Ramadhan. Peluang bisnis di bulan Ramadhan pun meningkat karena semua berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan terhadap sesama, tidak hanya dengan keluarga dan rekan terdekat. Layanan penjualan dan pengiriman barang dan jasa harus beradaptasi dengan kebutuhan konsumen lewat digitalisasi.  

Selama tahun 2020, kondisi new normal membuat konsumen lebih cepat beradaptasi dengan platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut laporan oleh perusahaan data dan artificial intelligence, ADA, terdapat peningkatan hingga 90 persen terhadap penggunaan internet, e-commerce, serta pembayaran digital di Indonesia selama masa pandemi. Peningkatannya pun semakin signifikan saat bulan Ramadhan.

Selain itu, terlihat juga peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan hobi atau kesenangan pribadi konsumen, seperti melalui platform edukasi online, pembelian produk olahraga atau gaming, serta bermacam perabotan rumah.

Berbagai pelaku bisnis pun semakin banyak berjualan secara online dan mengirimkan produk melalui layanan delivery, ditunjukkan oleh peningkatan pada pengiriman makanan, belanjaan, donasi, obat, dan produk lainnya.

Tren peningkatan penjualan dan pengiriman secara online menjadi salah satu indikasi besarnya minat masyarakat dalam berbagi dan menebar kebaikan dengan sesama khususnya selama Ramadan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) M Feriadi, mengatakan adanya tren kenaikan pengiriman barang berupa parsel, khususnya selama lebaran.

“Tren pengiriman sudah menjadi budaya saat menjelang Ramadhan, dikarenakan adanya larangan mudik dan social distancing yang mendorong masyarakat untuk saling bertukar hadiah dengan mengirim parsel atau hampers lebaran,” kata Feriadi, Rabu (5/5/2021).

Menurut Feriadi, sesuai dengan data perubahan perilaku konsumen, pelaku bisnis perlu beradaptasi dan mempercepat optimalisasi digital untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam berbagi kebaikan, dari mana saja dan untuk siapa saja, meski jarak memisahkan.

Berbagai layanan pun semakin ditingkatkan untuk memberi kemudahan berbelanja dan perlindungan bagi para pelanggan, seperti melalui pengiriman hadiah, penawaran opsi parsel/hampers, promo belanja, portal/service online, dan sebagainya.

“Dengan digitalisasi yang sudah mulai dikembangkan sejak setahun lalu, pelaku bisnis harus melakukan market research yang lebih komprehensif untuk memastikan jenis layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Digitalisasi

Disisi lain pengusaha serta Founder & CEO foodizz.id. Rex Marindo,  menegaskan, digitalisasi tidak bisa dihindari, kita bisa jadikan ini competitive advantage yang memberi nilai tambah bagi bisnis kita atau sebaliknya, semua ada di tangan masing-masing. Strategi pemasaran yang tepat tentu mengacu pada target market yang dituju serta insight di dalamnya.

“Dari sini, pelaku bisnis dapat mengembangkan positioning dan diferensiasi yang tepat untuk membangun brand. Setelah itu, dapat dirancang strategi taktikal, program, dan media sehingga semakin tepat sasaran,” kata Rex Marindo.

Rex menyebut, dengan mempelajari dan kemudian menggunakan digital tools merupakan pilihan wajib saat ini, dan para pelaku harus semakin memperbarui teknologinya. Pelaku bisnis dapat membentuk tim internal atau agency untuk membantu adopsi dan transformasi digital.

“Sebagai contoh, penggunaan teknologi omnichannel untuk membuat alternatif revenue yang tidak hanya tergantung dengan satu atau dua channel,” kata Rex.

Setelah mengutamakan upaya digitalisasi, pelaku bisnis dapat menjadikan masa Ramadan sebagai kesempatan memperkuat nilai dan tujuan perusahaan.

Rex pun menambahkan bahwa untuk meningkatkan semangat bulan suci, pelaku bisnis sepatutnya menjadikan “berbagi” sebagai bagian dari tujuan perusahaan, sehingga tidak harus selalu menunggu bulan Ramadhan atau bulan spesial lainnya untuk menyebarkan kebaikan.

“Setiap hari adalah saat yang tepat untuk menyebarkan kebaikan. Seperti halnya di Foodizz, menyebarkan ilmu sudah menjadi purpose utama kami sehingga setiap hari kami berkomitmen untuk bisa berbagi ilmu bisnis kuliner melalui berbagai platform seperti artikel www.foodizz.id/blog, Foodizz Youtube Channel, Podcast, mentoring, dan sebagainya,” tambah Rex.

Pelaku bisnis juga dapat menjalankan kampanye atau program Ramadan, sehingga konsumen dapat merasa terlibat dalam visi perusahaan serta mendapatkan keuntungan sebagai pelanggan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.