Sukses

Bagi Pengidap Kanker, Puasa Bisa Kurangi Peradangan

Bagi pengidap kanker, puasa bisa mengurangi peradangan atau inflamasi yang ditimbulkan oleh sel kanker.

Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi bukti bahwa puasa membawa dampak positif bagi kesehatan. Bagi pengidap dyah, puasa bisa mengurangi peradangan atau inflamasi yang ditimbulkan oleh sel kanker. Hal ini tentunya memberi efek baik, terutama dari segi pengobatan karena obat jadi lebih efektif bekerja ketika peradangan melambat.

Meski demikian, pasien kanker perlu memerhatikan beberapa hal agar puasa bisa memberi efek positif.

"Efek dari puasa itu terhadap kanker adalah untuk meredam, jadi saat berpuasa sel kanker itu melambat proses pembentukannya sehingga proses inflamasi yang berlebihan akibat sel kanker itu bisa diredam selama berpuasa. Tapi puasa itu hanya disarankan bagi penderita kanker stadium awal, pengidap kanker yang sudah selesai menjalani pengobatan, hingga penyintas. Proses puasa itu balik lagi ke kondisi tubuh pengidap kanker," kata dokter spesialis penyakit dalam Hayatun Nufus dalam webinar, Sabtu, dilansir Antara.

Anggota Ikatan Dokter Indonesia yang tergabung dalam Tim Onkologi di RSU Bunda Jakarta itu juga menyebutkan, puasa bagi pengidap kanker hanya akan memberikan efek baik bagi tubuh pada pengidap kanker yang memiliki kondisi fisik baik, pengidap kanekr stadium awal, dan penyintas.

Puasa diperbolehkan untuk pengidap kanker yang masih menjalani pengobatan dengan obat minum atau oral dengan catatan pasien memiliki kondisi tubuh yang baik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sesuaikan Waktu Minum Obat

Pasien kanker yang masih meminum obat harus berkonsultasi untuk penyesuaian jadwal minum obat agar pengobatan tetap efektif.

"Penyesuaian jadwal minum obat itu harus dilakukan sebelum puasa. Misalnya yang biasanya minum di siang hari, beberapa minggu sebelum puasa memajukan jam minum obatnya perlahan selama waktu itu berlangsung. Dari jam 12.00 WIB, jadi jam 11.00 WIB. Tiga hari kemudian jadi jam 10.00 WIB, itu disesuaikan terus hingga akhirnya berhasil minum di jam tepat untuk sahur," kata Hayatun.

Catatan penting lainnya bagi pengidap kanker selama menjalani ibadah puasa adalah memastikan nutrisi kebutuhan harian tercukupi dan seimbang sehingga manfaat berpuasa dapat maksimal.

Pengidap kanker stadium lanjutan yang sel kankernya aktif, pengidap kanker yang tengah menjalani proses terapi seperti kemoterapi atau radioterapi pun tidak disarankan berpuasa.

"Penderita kanker yang menjalani pengobatan terapi yang membutuhkan siklus berkelanjutan tidak disarankan menjalani puasa karena ia tidak makan, hal itu berisiko tinggi pada tubuh pasien," tutupnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.