Sukses

Perayaan Idul Fitri di India dan Bangladesh Dibayangi Pandemi Corona COVID-19

Masyarakat India dan Bangladesh merayakan hari raya Idul Fitri di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, New Delhi - Umat muslim di India dan Bangladesh merayakan Idul Fitri yang sepi pada Senin 25 Mei 2020. Perayaan ini menandai akhir bulan suci Ramadhan di bawah bayang-bayang pandemi Virus Corona COVID-19.

Perayaan tahun ini amatlah berbeda karena umat Islam diwajibkan untuk berada di rumah.

Melansir Al Jazeera, Selasa (26/5/2020), Masjid Jama era Mughal era New Delhi yang ikonik, ditutup sebagai bagian dari aturan pembatasan. Di luarnya, petugas keamanan berpatroli di jalan-jalan dan hampir semua toko juga ditutup.

Polisi berkeliling menggunakan sepeda motor dan sebuah kamp polisi juga didirikan tepat di luar gerbang.

"Sudah 1.400 tahun sejak agama Islam didirikan ... bahkan para tetua kita tidak pernah bisa membayangkan bahwa kita harus merayakan Idul Fitri sedemikian rupa," kata seorang pengusaha, Shehzad Khan.

Dia mengatakan uang yang biasanya dihabiskan untuk membeli pakaian baru untuk Idul Fitri dikirim kepada orang miskin, yang kehilangan mata pencaharian karena virus dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikannya.

"Uang itu kami berikan kepada mereka sehingga mereka juga bisa merayakan Idul Fitri bersama kami," kata Khan. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Idul Fitri di Bangladesh

Di Bangladesh, pihak berwenang meminta orang-orang untuk menghindari salat massal di lapangan terbuka, yang biasanya menarik puluhan ribu orang. 

Pada Senin pagi, mereka yang salat di lebih dari 300.000 masjid di negara itu mengenakan masker, dan banyak juga yang mengenakan sarung tangan.

Di masjid utama Baitul Mokarram, ibukota Dhaka, ribuan orang bergabung dalam salat secara bertahap ketika pihak berwenang mengizinkan mereka untuk masuk berkelompok dan doa diadakan setiap jam.

Banyak yang mengantri lebih dari satu jam untuk memasuki tempat itu.

"Ini adalah pengalaman baru. Kami tidak pernah merasa seperti ini," kata pejabat pemerintah Abdul Halim setelah menghadiri doa.

"Saya tidak membawa kedua putra saya untuk sholat, mereka tinggal di rumah. Keluarga saya tidak bisa mengunjungi orang tua saya kali ini," katanya.

Di kedua negara, para pemimpin pemerintah dan agama menghimbau masyarakat untuk mengikuti aturan dan menjaga jarak fisik yang aman.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.