Sukses

Media Sosial Jadi Pengalih Perhatian Selama Ramadan di Timur Tengah?

Orang-orang di Timur Tengah menghabiskan hampir 58 juta jam lebih banyak di Facebook selama bulan Ramadan. Medsos jadi penngalih perhatian?

Liputan6.com, Dubai - Ramadan, dengan hari-hari puasa dan doa yang panjang yang dimaksudkan untuk mendekatkan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan dan menjauh dari gangguan duniawi, justru diganggu oleh teknologi.

Orang-orang di Timur Tengah menghabiskan hampir 58 juta jam lebih banyak di Facebook selama bulan Ramadan dan menonton lebih banyak video YouTube - mulai dari tips kecantikan dan resep hingga olahraga dan drama TV - daripada waktu lainnya sepanjang tahun.

Fakta itu juga menjadikan bulan suci sebagai waktu terbaik bagi para pengiklan di media sosial dan internet.

Untuk Facebook, yang juga memiliki Instagram; dan Google, yang memiliki YouTube; Ramadan membawa dorongan bisnis yang disambut baik di wilayah itu.

"Konsumsi dan waktu yang dihabiskan untuk platform kami memang meningkat," kata Ramez Shehadi, direktur pengelola Facebook untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti dikutip dari ABC News, Kamis (30/5/2019).

Orang-orang lebih banyak tidur di malam hari selama bulan Ramadan dan memiliki lebih banyak waktu senggang - terutama sebelum buka puasa dan sahur. Banyak juga yang bekerja lebih pendek di siang hari.

Semua itu berarti 5 persen lebih banyak waktu dihabiskan di platform Facebook, atau hampir 58 juta jam lagi, kata Shehadi. Dengan kata lain, ada hampir 2 juta jam waktu tambahan yang dihabiskan setiap hari di Facebook bagi masyarakat di Timur Tengah selama Ramadan.

Ramadan juga merupakan musim puncak untuk beriklan di wilayah tersebut, karena drama TV dan opera sabun mendapatkan peningkatan pemirsa 151% di YouTube selama bulan suci, menurut Google.

"Pendapatan kami adalah fungsi dari keterlibatan orang-orang," kata Shehadi.

"Semakin banyak mereka yang terlibat di platform kami, semakin banyak pengiklan ingin menjangkau mereka yang terlibat. Itulah yang mendorong pendapatan kami."

Begitu banyak pendapatan iklan yang dihabiskan selama Ramadan sehingga Google meluncurkan "The Lantern Award" untuk merayakan iklan paling kreatif dan menarik pada bulan ini.

Jadi Pengalih Perhatian?

Ramadan bukan hanya tentang berpantang makanan dan minuman, termasuk air, pada siang hari.

Ini juga tentang melepaskan diri dari gangguan yang hampa dan fokus pada kontemplasi, introspeksi, tindakan kebaikan, amal dan berhubungan dengan Tuhan.

Sehingga, data yang menunjukkan peningkatan penggunaan medsos selama Ramadan muncul sebagai kontradiksi; di mana perusahaan meningkatkan upaya mereka untuk membuat orang membeli lebih banyak, melihat lebih banyak, dan terlibat dalam konsumerisme berlebihan.

Google tidak mengungkapkan total waktu tontonan untuk YouTube selama Ramadan, tetapi mengatakan bahwa di Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, misalnya, penonton video olahraga melonjak 22%, video travel 30%, dan permainan aksi, simulasi dan video game sebesar 10-20% selama bulan suci.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Internet dan Medsos Justru Membantu Ibadah Ramadan

Tapi, orang-orang juga menghabiskan 27% lebih banyak waktu menonton konten keagamaan di YouTube selama bulan Ramadan.

"Bagi kami, YouTube menyatukan orang-orang. Kami melihat banyak orang ingin menonton sesuatu bersama," kata Joyce Baz, kepala komunikasi Google di Mideast dan Afrika Utara.

Dia menambahkan bahwa produk Google, seperti mesin pencari, ada "untuk menyederhanakan kehidupan orang-orang sehingga mereka dapat fokus pada hal-hal yang penting seperti bersama orang yang mereka cintai dan keluarga." "Pencari Kiblat" Google, misalnya, membantu umat Islam menemukan arah Mekah untuk berdoa, di mana pun mereka berada.

Google mengatakan permintaan pencarian tren teratas tahun ini selama minggu pertama Ramadan di Mesir, Irak dan Arab Saudi berupa campuran mengejutkan antara Game of Thrones, waktu salat, acara TV Ramadan, pengaturan waktu film higga hasil Liga Premier Inggris.

Makan malam berbuka puasa adalah urusan sosial utama selama bulan Ramadan. Juga ada lonjakan 16% dalam pencarian produk kecantikan dan lonjakan 18% dalam pencarian tips kecantikan di YouTube, dibandingkan dengan sisa tahun ini.

Sementara itu, meenurut Google Map, perjalanan ke mal-mal naik lebih dari 20% pada minggu-minggu terakhir Ramadan dalam persiapan untuk liburan Idul Fitri.

3 dari 3 halaman

Kata Netizen Timur Tengah

Fatima el-Barbar, seorang ibu Mesir yang tinggal di Dubai, mengatakan dia mencari lebih banyak resep dan menonton drama TV favoritnya online selama Ramadan. Tetapi dia mengatakan bahwa di antara pekerjaannya, merawat anak-anak, menyiapkan buka puasa setiap malam, sholatnya setiap hari dan membaca Alquran, hanya ada sedikit waktu baginya untuk internet.

"Saya sebenarnya memiliki lebih sedikit waktu untuk internet di bulan Ramadan daripada di hari-hari lain tahun ini," katanya.

Haitham el-Ghoneim, seorang warga Yordania di Dubai, Uni Emirat Arab, mengatakan, ia menggunakan Facebook untuk terhubung dengan teman-teman selama Ramadan, berbagi salam untuk bulan suci dan memeriksa keadaan keluarganya di Yordania.

Tetap saja, dia tidak berpikir sisanya - semua waktu yang dihabiskan online, untuk permainan, gulir dan iklan - adalah hal yang baik. "Ini tidak digunakan dengan cara yang bermanfaat. Ini kebanyakan berita palsu, atau lelucon dan hal-hal yang tidak bermanfaat," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini