Sukses

Ngabuburit ala Komunitas Pencinta Alam di Makassar

Pencinta alam di Makassar punya cara tersendiri untuk menghabiskan waktu menanti waktu berbuka puasa.

Liputan6.com, Makassar - Tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Tamangapa, Kecamatan Manggala, kota Makassar, puluhan anak muda dari komunitas pencinta alam menggelar acara Green Ramadan, atau beribadah puasa yang ramah lingkungan dengan membuat Ecobrick sambil menanti waktu berbuka puasa.

Tri Sudirga, anggota Rightness Pencinta Alam (RPA) Makassar mengatakan, dengan memanfaatkan plastik dan mengubahnya menjadi barang pakai merupakan salah satu wujud aksi nyata para pencinta alam memaknai bulan suci Ramadan. Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk mulai mengubah gaya hidup jadi lebih ramah lingkungan.

"Karena hakikinya Ramadan adalah bulan pengendalian diri. Menahan segala hawa nafsu, utamanya hawa nafsu konsumtif plastik. Dan ikut bertanggung jawab secara sosial, lingkungan dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW," katanya kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Amar, Ketua panitia penyelenggara Workshop Ecobrick Green Ramadan mengatakan, umumnya ngabuburit seringkali dimanfaatkan untuk jajan makanan dan minuman yang akan menjadi teman berbuka puasa.

"Namun acap kali juga mereka lupa bahwa saat jajan, maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Baik itu dari kantong plastik, gelas plastik, bungkus kertas, dan styrofoam box yang digunakan. Termasuk sisa makanan yang belum diolah, padahal sisa makanan di bulan puasa bisa diolah jadi bahan baku kompos," tutur Amar kepada Liputan6.com di sekretariat Rightness Pencinta Alam (RPA), di komplek Perumnas Antang.

Dalam kesempatan itu, trainer Global Ecobrick Alliance (GEA) Indrawati Abdi turut berbagi ilmu. Ecobrick, katanya, adalah salah satu cara sederhana mudah dan asyik. Untuk mengamankan plastik di sekitar kita sehingga tercipta lingkungan yang lebih sehat tanpa polusi.

Membuat ecobrick menjadi salah satu upaya untuk menjaga agar plastik tidak menjadi polusi dengan memberikan nilai pada plastik yang dikemas. Dan melalui workshop Ecobrick Green Ramadan, Anda dan komunitas lainnya mampu mencatat dan melacak jumlah plastik yang Anda simpan di lingkungan melalui pembuatan Ecobrick yang telah tervalidasi. 

Sebelumnya juga, kata Indrawati, pihaknya telah diundang menggelar workshop Ecobrick di toko Eiger Adventure Flagship dan kampus Universitas Negeri Makasar (UNM).

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.