Sukses

Niat Puasa Sunnah Syawal Enam Hari, Dilengkapi Waktu dan Keutamaannya

Niat puasa sunnah Syawal enam hari.

Liputan6.com, Jakarta Niat puasa sunnah Syawal boleh dilafalkan setelah matahari terbit. Memang, yang membedakan puasa sunnah Syawal dengan puasa wajib Ramadan hanya terletak dari niatnya. Menjadi beda karena, puasa Syawal merupakan sebuah puasa sunnah sehingga dapat dilakukan di siang hari sejauh kamu belum makan, minum, dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.

Puasa Syawal sendiri merupakan puasa sunnah enam hari yang dikerjakan di bulan Syawal. Salah satu keutamaan orang yang menjalankan ibadah puasa ini akan mendapat pahala seperti berpuasa selama setahun penuh. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, yang berbunyi,

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan, kemudian ia ikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti puasa setahun penuh.” (HR Muslim).

Berkat keistimewaannya, membuat umat Muslim untuk ingin menjalankan ibadah puasa sunnah Syawal ini. Namun, bagi kamu yang baru pertama kali ingin menjalankan puasa sunnah Syawal ini, kamu perlu mengetahui niat puasa sunnah Syawal terlebih dahulu.

Berikut ini Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber terkait tentang niat puasa sunnah Syawal, yang dilengkapi juga dengan waktu dan keutamaan jika menjalankannya, Kamis (6/6/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Niat Puasa Sunnah Syawal

Untuk memantapkan hati, dianjurkan bagi kamu yang ingin menjalankan puasa sunnah Syawal dengan melafalkan niatnya. Berikut ini lafal niat puasa sunnah Syawal.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى‎

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Bagi kamu yang mendadak di pagi harinya ingin mengamalkan puasa sunnah Syawal ini, tentunya juga diperbolehkan baginya untuk berniat sejak kamu berkehendak puasa sunnah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.

Sedangkan untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Oleh karena itu, dianjurkan juga untuk melafalkan niat puasa syawal di siang hari. Berikut lafalnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى‎

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

3 dari 5 halaman

Waktu Menunaikan Puasa Sunnah Syawal

Setelah memahami tentang niat puasa sunnah Syawal, selanjutnya kamu perlu memahami waktu yang diharuskan untuk menjalankan puasa sunnah Syawal ini. Nah, puasa sunnah Syawal ini dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, mulai tanggal dua Syawal yakni sehari setelah Idul Fitri.

Namun, ternyata Rasullulah SAW tidak mengikat waktu pelaksaan puasa sunnah Syawal harus dimulai di tanggal dua Syawal. Beliau hanya menegaskan, bahwa jumlah bilangan harinya saja, yaitu sebanyak enam hari di bulan Syawal.

Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah juga menjelaskan bahwa menurut pendapat Imam Ahmad, puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan, boleh juga tidak berurutan. Hal yang terpenting dari puasa Syawal ini adalah dilaksanakan sebanyak enam hari di bulan Syawal. Hanya saja, bagi kamu yang melaksanakannya secara berturut-turut memiliki keutamaan tersendiri karena mengikuti cara RAsulullah SAW dalam melaksanakan puasa sunah Syawal.

Namun, hendaknya untuk tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu. Karena hal ini merupakan salah satu larangan dari Rasulullah, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Dimana yang dijelaskan oleh para ulama, bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.

4 dari 5 halaman

Keutamaan Puasa Sunnah Syawal

Setelah memahami niat puasa sunnah Syawal dan juga waktunya, selanjutnya kamu juga perlu mengetahui tentang keutamaan saat menjalankan puasa sunnah Syawal. Puasa selama enam hari di bulan Syawal ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Keutamaan puasa Syawal setelah puasa Ramadan adalah seperti berpuasa setahun penuh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan dalam beberapa hadits shahih berikut ini:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim)

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ‎

“Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh” (HR. Ibnu Majah, shahih)

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصَوْمِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, ia seperti puasa setahun” (HR. Ibnu Majah, shahih).

5 dari 5 halaman

Usahakan untuk Menunaikan Puasa Qodho Terlebih Dahulu

Tata cara puasa Syawal yang perlu dipahami juga adalah kamu harus menunaikan qodho puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal, yaitu puasa setahun penuh.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho puasa Ramadhn, hendaklah ia memulai puasa qodho-nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho puasa Ramadan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho-nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini