Sukses

Airnav Yogyakarta Siasati Tradisi Balon Udara Saat Syawalan

Meski banyak larangan, tradisi menerbangkan balon udara masih terus dilakukan warga saat Lebaran dan Syawalan di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Meski banyak larangan, tradisi menerbangkan balon udara masih terus dilakukan warga saat Lebaran dan Syawalan di Yogyakarta dan Pekalongan. General Manager AirNav Indonesia Cabang Yogyakarta, Nono Sunariyadi mengatakan, penerbangan balon udara berbahaya bagi penerbangan pesawat komersil.

"Banyak laporan pilot soal balon udara di ketinggian 24 ribu sampai 30 ribu," katanya di Omah Dhuwur Resto, Selasa (21/5/2019).

Nono mengatakan, balon udara dengan ketinggian 30 ribu tersebut tentu sangat menganggu dan membahayakan penerbangan. Terlebih ukuran balon udara yang diterbangkan berukuran besar.

"Ini sangat tinggi untuk lalu lintas penerbangan, bisa dibayangkan sampai balon udara berdiameter 7 meter itu kesedot pesawat itu berapa penumpang lalu jatuh ke pemukiman itu seperti apa," katanya.

Melihat kondisi sosial masyarakat seperti ini Nono mengaku Airnav sudah menyiapkan beberapa langkah khusus. Di antaranya memberikan sosialisasi bahayanya balon udara bagi penerbangan.

"Hari ini sudah melakukan sosialisasi di Pekalongan maupun Wonosobo di Kec Kretek di Kalijaga, di Pekalongan utara, selatan barat dan timur itu disosialisasikan," katanya.

Tidak hanya sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan tapi juga menggelar lomba. Festival balon udara menjadi ajang lomba, silaturahmi sambil menjalankan tradisi dengan aman.

"Saat 9 Juni kita selenggarakan Festival Balon Udara di Wonosobo lalu tanggal 12 juni di Pekalongan," katanya.

Festival Balon Udara usai lebaran ini akan memperebutkan hadiah menarik dari Airnav selaku panitia. Namun lomba Festival Balon Udara ini memiliki ketentuan sendiri, yaitu balon udara harus ditambatkan atau dikaitkan.

"Ditambatkan atau dikaitkan maksimum tinggi terbang 150 meter maksudnya tinggi balon 7 meter, diameter 4 meter. Nanti dinilai mana balon terbaik paling lama nanti ada hadiahnya," katanya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.