Sukses

Keseringan Konsumsi Makanan Olahan Pas Sahur, Berat Badan Gampang Naik Sebelum Lebaran

Inilah dampaknya terlalu sering mengonsumsi makanan olahan selama Ramadan

Liputan6.com, Jakarta Makanan olahan seperti nuget atau sosis merupakan salah satu pilihan bagi Anda untuk menyiapkan makanan dalam waktu singkat. Hal ini akan sangat mempermudah Anda dalam menyiapkan makanan sahur. Namun, jika setiap hari mengonsumsi makanan olahan malah memberikan kerugian pada kesehatan. 

Sebuah studi intensif dalam yang dipublikasikan dalam Journal Cell Metabolism menunjukkan bahwa harga yang murah dan kemudahan yang didapatkan bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Saat orang mengonsumsi makanan olahan selama dua minggu maka kalori dan berat badan jauh lebih tinggi dibandingkan menyantap makanan biasa meskipun keduanya memiliki nutrisi (guala, garam, lemak) yang sama. Hal ini bukanlah hal yang mengejutkan. Sebuah penelitian telah mengaitkan makanan olahan dengan risiko kanker dan obesitas. 

"Saya terkejut dengan hasilnya. Ini percobaan pertama yang dapat mendemonstrasikan adanya hubungan antara makanan olahan dan nutrisi yang menyebabkan orang untuk overating," kata Kevin Hall, peneliti National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, National Institutes of Health, seperti dikutip dari Time, Minggu (19/5/2019).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berat Badan Naik

Dalam studi, 20 orang dewasa tinggal di laboratorium selama sebulan. Mereka menyantap semua makanan dan camilan disiapkan untuk mereka. Makanan yang disediakan adalah olahan dan makanan biasa.

Seluruh partisipan mengkosumsi keduanya secara bergantian setiap 2 minggu. Kedua diet tersebut memiliki profil nutrisi yang hampir sama tetapi memberikan efek yang berbeda.

Saat orang mengonsumsi makanan olahan, mereka makan 500 kalori lebih banyak dibandingkan konsumsi makanan diet biasa. Berat badan juga naik 1 kg selama dua minggu diet dengan makanan cepat saji dan turun dengan jumlah yang sama saat mengonsumsi makanan diet biasa. Selain itu, mereka juga makan lebih cepat saat mengkonsumsi makanan olahan.

"Makanan olahan biasanya lebih lembut sehingga lebih mudah dikunyah dan ditelan. Salah satu teori menyatakan bahwa bila Anda makan terlalu cepat maka sistem pencernaan Anda tidak dapat memberi sinyal dengan otak dalam waktu yang sesuai bahwa Anda telah memili kalori yang cukup dan kenyang sehingga Anda harus berhenti makan," kata Kevin Hall.

Kevil Hall pun juga mengatakan bahwa konsumsi makanan olahan memang sulit untuk dihindari terutama bila dikaitkan dengan masalah keuangan.

Dalam studi, bahan makanan dalam makanan diet biasa lebih mahal 40 persen dibandingkan makanan cepat saji. Namun, penelitian sudah cukup membuktikan bahwa menghindari makanan cepat saji akan lebih menguntungkan bagi kesehatan Anda.

Penulis: Khairuni Cesario

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini