Sukses

Dewi Sandra Mempelajari Bahasa Isyarat Supaya Lebih Peka

Momen ramadan tahun ini dimaknai Dewi Sandra untuk lebih sensitif dan peka terhadap kondisi sekitarnya. Oleh karena itu kini dia sedang tertarik untuk mempelajari bahasa isyarat.

Jakarta Momen ramadan tahun ini dimaknai Dewi Sandra untuk lebih sensitif dan peka terhadap kondisi sekitarnya. Bintang Catatan Hati Seorang Istri ini meyakini bahwa tidak semua orang punya keadaan yang sama. Dalam hal-hal yang hakiki saja misalnya, masih banyak yang belum bisa merasakan seperti orang kebanyakan. 

Oleh karenanya, Dewi Sandra merasa bahwa orang-orang yang demikian perlu mendapatkan uluran tangan. "Tidak semua orang memiliki apa yang kita rasa berhak semua orang miliki. Tapi mereka punya hak berbeda dengan kita. Dan itu pun harus difasilitasi," ujar Dewi saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/6).

 

Salah satu yang menjadi perhatian Dewi Sandra adalah mereka yang tuna rungu. Oleh sebab itu, Dewi berniat untuk belajar bahasa isyarat untuk bisa menjangkau saudara-saudara yang tuna rungu. 

"Aku juga udah pernah ketemu Surya sebelum acara ini. Aku jadi penasaran. Gue juga harus belajar meskipun hanya satu kata 'Alhamdulillah, Assalamualaikum'. Tapi kan ini itikad baik dari kita dengan orang-orang yang belum pernah bersentuhan dengan bahasa isyarat," cerita Dewi. Diakui Dewi para pengajar bahasa isyarat yang memimbingnya sangatlah sabar.

Meski semangat belajar Dewi tinggi, ia mengaku tidak ngoyo. Ia memahami bahwa suasana hati dan kondisi fisik menjadi salah satu faktor berpengaruh dalam ia belajar. "Kadang-kadang kalau otaknya lagi encer lumayan cepet. Lagi distrosinya nggak banyak lumayanlah," tegasnya. 

Dalam belajar bahasa isyarat, Dewi menjadi tahu bahwa bahasa tersebut tidaklah serumit yang dibayangkannya sebelumnya. Hanya saja ketika harus menyambungkan susunan yang satu dengan yang lain, Dewi masih kesulitan. "Tapi kan sesuatu bisa cepat kalau terbiasa," kilahnya. 

Dewi meyakini bahwa setiap langkah yang diambilnya dalam pekerjaan ataupun dalam keseharian adalah tuntutan dari Allah. Kegiatannya dalam belajar memahami bahasa isyarat ini pun ia yakini demikian. "Yang menyortir itu Allah. Saya cuma jalankan yang enak dalam hati," pungkasnya. 

 

Sumber: Kapanlagi

Reporter: Mahardi Eka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini