Sukses

Berkah Ramadan bagi Perajin Kolang-Kaling di Cianjur

Perajin mampu memproduksi 1 hingga 2 kuintal kolang-kaling dengan harga mencapai Rp 10 ribu per kilogram selama bulan Ramadan.

Liputan6.com, Cianjur - Ramadan tiba, penduduk kampung Kedung Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, mulai membuat kolang-kaling. Karena tradisi tahunan ini, Kampung Kedung Hilir disebut sebagai Kampung Caruluk atau kampung kolang-kaling.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (24/5/2018), kolang-kaling dibuat dari buah aren. Biasanya, para perajin melibatkan anggota keluarga mereka untuk mengolahnya.

Setelah dipotong dari dahannya, buah aren lalu direbus dengan peralatan sederhana. Sesudah matang, buah aren diangkat dan dikupas dari cangkangnya satu per satu. Anak-anak turut membantu orangtuanya. Kebiasaan ini mereka lakukan setiap libur Ramadan tiba.

Sebelum dijual, kolang-kaling ditumbuk agar pipih dan kenyal. Kala menumbuk kolang-kaling, warga bisa mendapat upah untuk tiap embernya.

Dalam seminggu, perajin mampu memproduksi satu hingga dua kuintal kolang-kaling dengan harga Rp 8 hingga Rp 10 ribu per kilogram.

"Kalau lagi banyak pesanan ya banyak. Biasanya sehari bisa 1 kuintal atau 2 kuintal. Tapi kalau lagi puasa gini bisa sampai 1 ton," terang Asep Jaenudin, salah satu perajin kolang-kaling.

Ada sekitar 20 perajin kolang-kaling di Kampung Caruluk yang setiap tahun kebanjiran pesanan dari pasar-pasar tradisional di Cianjur.

Ramadan menjadi berkah bagi mereka. Karena tanpa kolang-kaling, kolak, manisan, atau es campur belumlah lengkap rasanya.