Sukses

Mengintip Pos Pemeriksaan 'Cinta' di Tengah Teror Suriah

Setiap pengemudi yang melintasi pos pemeriksaan 'cinta', akan diberi makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

Liputan6.com, Damaskus - Saat banyak orang di berbagai belahan Bumi merayakan bulan suci Ramadan dengan perasaan aman, namun di ibu kota Suriah yaitu Damaskus masih saja dipenuhi oleh pos pemeriksaan militer. Hal tersebut tak mengherankan, mengingat selama enam tahun terakhir negara itu masih dilanda teror.

Namun banyak orang di Damaskus yang mengeluh tentang kemacetan yang disebabkan oleh pos pemeriksaan yang menyita waktu. Maka dari itu sekelompok sukarelawan memutuskan untuk membuat rasa lelah tersebut menjadi rasa penuh suka cita, yakni dengan membuat pos pemeriksaan 'cinta' khusus pada bulan Ramadan.

Dikutip dari Xinhua, Selasa (13/6/2017), para pengemudi yang melintasi pos tersebut akan diberi makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

"Pos pemeriksaan keamanan selama bulan Ramadan yang bertemakan cinta adalah sebuah gagasan yang baik. Sebab mereka memberikan makan dan minum kepada orang-orang yang merasa lelah dalam proses perjalanan," ujar salah satu pelaksana acara tersebut, Saed Abdul Ghani.

Salah seorang pemilik kendaraan yaitu Muhammad mengatakan, gagasan tersebut mengingatkan orang-orang pada tradisi lama di Suriah, yakni menyediakan makanan dan minuman kepada warga. 

"Idenya sangat bagus dan ini adalah isyarat tentang tradisi lama kita yang telah jarang kita jumpai hari ini," ujar Muhammad.

Taim Salem yang juga seorang pengemudi lain sambil bergurau mengatakan bahwa ia lebih menyukai posko pemeriksaan cinta dibanding pos pemeriksaan awal.

"Saya rasa, pos pemeriksaan ini jauh lebih indah untuk dikunjungi. Sebab selama ini hanya melihat militer yang memeriksa identitas pengemudi," ujar Salem.

Inisiatif Abdul Ghani itu, telah menyeret banyak orang ke dalam rasa bahagia. Mengumpulkan persediaan makanan dan minuman dari badan amal tentu menjadi tindakan mulia.

Sepanjang hari para relawan memikirkan banyak orang, terutama warga miskin yang dianggap kurang beruntung. Mereka tak kenal lelah dan selalu mengabdikan diri demi kepentingan orang banyak.

"Kami memiliki 1.350 relawan, dan menyediakan 10.000 sampai 30.000 makanan untuk dibagikan menjelang waktu berbuka puasa. Kampanye kami ini sangat bergantung pada uluran dana dari para sponsor," kata Ghani.

"Ada banyak warga disini yang tidak mempunyai makanan layak untuk dikonsumsi. Banyak dari mereka yang sudah lama tak makan daging atau ayam. Karena itulah kami di sini untuk membantu mereka," ujar salah satu relawan yang bekerja, Sara Ashur .

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini