Sukses

Pesona Perempuan Mesir Pemukul Drum Saat Sahur Ramadan

Seorang perempuan Mesir Dalal Abdul Qader, tak pernah malu menjadi seorang Musaharati yang selama ini didominasi kaum laki-laki.

Liputan6.com, Kairo - Seorang perempuan bernama Dalal Abdul Qader tak malu memukul drum untuk membangunkan warga guna bersantap sahur saat bulan suci Ramadan. Berjalan melalui lorong-lorong sempit di distrik Maadi kota Kairo, Mesir.

"Saya tidak hanya membangunkan orang-orang untuk bangun sahur, tetapi juga mencoba memberi kebahagiaan kepada anak-anak yang selalu mengikuti aktivitasku setiap pagi," ujar Abdul Qader yang bekerja sebagai pemain drum selama bulan Ramadan atau Musaharati.

Dikutip dari laman Xinhua, Kamis (8/6/2017), nama Musaharati diberikan kepada orang yang berjalan dan memukul drum di daerah pemukiman untuk membangunkan warga agar memulai makan sahur.

Ketika anak kecil mendengar pukulan drum, sekelompok anak kecil segera bergegas menuju jalanan dan mengelilingi wanita tersebut dengan penuh rasa gembira.

Selain bermain drum, Abdul Qader juga menyanyikan lagu-lagu religi tradisional yang mendorong orang untuk bangun dan sahur.

"Saya merasa sangat dicintai, orang-orang di sini sangat menghargai keberadaan saya dan juga membuatku bahagia," ujar Abdul Qader.

Bagi Abdul Qader, pekerjaan sebagai Musaharati bukan hanya untuk mencari nafkah. Tetapi juga merupakan cara untuk membangkitkan kembali tradisi lama.

Asal Mula Musaharati

Tradisi ini berawal dari kekhalifahan Fatimiyah 9 abad yang lalu. Tujuan utama seorang Musaharati selama bulan Ramadan adalah untuk membangunkan warga.

Wanita berusia 20 tahun tersebut mengatakan, ia mulai bermain drum dan bernyanyi sejak pukul 23.00 hingga 02.00 waktu setempat. Ia juga mengaku tak pernah lelah menjalani pekerjaannya karena rasa cinta yang mendalam terhadap profesi tersebut.

Selain itu, ia juga bekerja di sebuah tempat yang menyediakan jasa cuci baju di Kairo. Tetapi selama Ramadan ia beralih profesi sebagai Musaharati, melanjutkan profesi kakaknya yang sudah lama meninggal.

"Saya telah bekerja sebagai pemain drum Ramadan selama lima tahun. Saya sangat menyukai pekerjaan ini," tambah wanita muda itu.

Ia percaya bahwa warga tidak akan merasa aneh ketika melihat seorang wanita melakukan profesi laki-laki. Sebab, banyak wanita Mesir saat ini yang bekerja sebagai montir mobil, supir truk dan bahkan pekerja bangunan.

Sementara itu, warga bernama Eid Hussien mengatakan kebanyakan orang mungkin bisa bangun sahur karena bantuan alarm. Tetapi Musaharati adalah pesona di bulan suci Ramadan.

Hussien juga mengatakan, setiap orang di kampungnya sangat mencintai dan menghormati Abdul Qader karena telah mempertahankan budaya bangsa Mesir.

Selain menghidupkan kembali tradisi lama, pekerjaan ini merupakan sumber pendapatan bagi Abdul Qader.

"Saya mendapat uang dari pekerjaan ini, karena warga selalu memberi saya uang secara tunai. Tak lupa, saya juga memberikan sedikit penghasilan saya kepada anak-anak yang membutuhkan sehingga mereka juga merasa bahagia," ujar Abdul Qader.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.