Sukses

Gereja di Inggris Akan Gelar Buka Puasa Bersama

Di tengah isu mengenai radikalisme dan ekstremisme berbasis agama di tahun 2017, sebuah gereja akan menyelenggarakan Iftar Ramadan.

Liputan6.com, London - Di tengah hangatnya isu mengenai radikalisme dan ekstremisme berbasis agama di tahun 2017, sebuah kabar segar berhembus bagi pluralisme dan toleransi lintas keagamaan di dunia.

Gereja Saint James di Piccadilly, Westminster, London akan menyelenggarakan Iftar (buka puasa) bersama untuk komunitas lintas agama pada 3 Juni 2017. Kegiatan itu akan dihadiri oleh komunitas lintas agama, seperti Islam, Kristen, dan Yahudi.

"Sabtu, 3 Juni, dimulai pukul 19.30 (waktu setempat). Interfaith Iftar: Bringing Communities Together, jamuan buka puasa bersama oleh Gereja St. James. Akan diisi pidato kunci oleh Sayeeda Warsi (mantan Menteri Senior Bidang Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris periode 2012 - 2014) dan terbuka untuk Muslim, Yahudi, dan Nasrani. Kegiatan ini jadi penanda Ramadan, sekaligus merayakan nilai-nilai kebersamaan," demikian seperti yang dikutip dari situs Gereja St. James Piccadilly London, sjp.org.uk, Kamis (1/6/2017).

"Sebuah panel diskusi akan diselenggarakan dan mengangkat isu tentang tunawisma, serta diikuti oleh sesi tanya jawab. Setelahnya, jamuan makan bersama dan Iftar Ramadan akan dilakukan," tambah penjelasan pada laman elektronik Gereja St. James.

Gereja St. James di London pernah menyelenggarakan kegiatan serupa pada Ramadan 2016. Demikian seperti yang diwartakan oleh The News International pada 26 Juni 2016. 

Interfaith Iftar Gereja St. James pada Juni 2016 lalu dihadiri oleh sekitar 400 umat lintas agama, yakni muslim, Kristen, dan Yahudi. Tak hanya itu, Wali Kota London Sadiq Khan -- yang juga seorang muslim -- turut hadir sebagai tamu kehormatan.

"Gereja St, James telah memberi contoh bagus dengan menyelenggarakan Iftar. Bahkan, Pendeta Lucy Winkett (Kepala Gereja St. James) ikut berpuasa hari ini untuk menunjukkan solidaritas. Ini adalah contoh bagus untuk kita semua," kata Wali Kota Sadiq Khan, seperti yang dikutip The News International.

"Di Inggris, muslim merupakan minoritas, dan acara seperti ini jadi sebuah isyarat positif untuk kehidupan keagamaan. Baik minoritas atau mayoritas, muslim dan seluruh agama, perlu berkumpul untuk membangun tali persaudaraan," tambah Khan.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.