Sukses

Lebaran Topat, Tradisi Turun Temurun Suku Sasak Lombok

Lebaran Topat dirayakan setelah warga melaksanakan puasa sunnah selama 6 hari di bulan Syawal.

Liputan6.com, Lombok - “Lebaran Topat” atau “Lebaran Ketupat” adalah tradisi yang berlangsung usai sepekan perayaan Idulfitri. Adalah masyarakat suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merayakan Lebaran Topat, tradisi turun temurun sejak ratusan tahun silam.

Menurut informasi masyarakat, Lebaran Topat dirayakan setelah warga melaksanakan puasa sunah selama 6 hari di bulan Syawal.

Tradisi ini dinamakan Lebaran Topat karena perayaan yang berlangsung, ditunjukkan dengan mayoritas warga berekreasi ke tempat wisata sambil membawa ketupat untuk disantap bersama keluarga.  

Pantauan Liputan6.com, ribuan warga berbondong-bondong memadati berbagai tempat wisata dan makam keramat para wali atau ulama seperti makam Loang Baloq, makam Batu Layar, Pantai Duduk, Pantai Senggigi, Pantai Ampenan dan puluhan pantai lainnya.  

Di kawasan pantai Duduk, Senggigi, Lombok Barat, antusiasme warga merayakan Lebaran Topat, terlihat dari ramainya pengunjung yang memadati bibir pantai. Mereka menggelar tikar di atas pasir sambil menyantap ketupat yang dibawa dari rumah masing-masing.

Pengunjung yang mendatangi pantai ini tak hanya berasal dari Lombok Barat atau Kota Mataram saja. Banyak pengunjung asal daerah yang jauh dari kawasan wisata tersebut  juga hadir.

Salah satunya adalah Rifai (40 tahun) warga Belanting, Lombok Timur. Meski jarak rumah dan pantai sangat jauh namun dia menyempatkan diri datang bersama keluarga untuk merayakan Lebaran Topat di pantai Duduk.

“Sudah menjadi tradisi bagi keluarga, setiap Lebaran Topat kami ke sini makan-makan dan mandi di laut. Intinya selain Lebaran juga rekreasi bersama anak-anak saya. Jadi meskipun jauh kami tetap datang ke sini,” ujar Rifai di Pantai Duduk, Senggigi.

Selain Rifai, hal senada diungkapkan Winda (34 tahun), warga Jelojok, Lombok Tengah. Bagi Winda Lebaran Topat adalah ajang berkumpul kembali bersama keluarga besar sekaligus menikmati kebersamaan setelah melaksanakan puasa selama sebulan penuh.

“Bagi saya, Lebaran Topat ini sebagai simbol kebersamaan kembali bersama keluarga setelah puasa. Biar lebih berasa ya makannya juga ketupat dong,” kata dia.

Sejak perayaan berlangsung, arus kendaraan yang menuju ke beberapa pantai di kawasan Senggigi tampak ramai, ribuan personil kepolisian dikerahkan untuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Tak hanya dijalan raya, keramaian juga terjadi di pintu masuk tempat wisata.(Hans/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini