Sukses

Hakim MK Ibaratkan Penyusup Situng KPU dengan Pepatah Tembok China

Hakim MK I Dewa Gede Palguna menanyakan kepada ahli yang dihadirkan tim hukum Jokowi-Ma'ruf terkait adanya kemungkinan Situng KPU disusupi pihak luar.

Liputan6.com, Jakarta - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) I Dewa Gede Palguna menanyakan kepada ahli yang dihadirkan pihak Termohon, yakni Marsudi Wahyu Kisworo, terkait adanya kemungkinan Situng KPU disusupi pihak luar.

"Tapi bisa bisa enggak itu disusup-susupi, walaupun tadi Pak Luhut (Luhut Pangaribuan, anggota tim hukum Jokowi-Ma'ruf) sudah nanya itu. Bisa disusupi dari luar enggak kalau orang masuk ke situ?" kata Palguna dalam Sidang MK, Kamis (20/2019).

"Saya ini bukan intel, jadi enggak tahu," jawab Marsudi.

Hakim MK Palguna lantas bertanya dari kemungkinan Situng dibobol dari sisi teknologi.

"Bisa saja, tapi orangnya harus masuk ke sana. Jadi, orang bertamu ke KPU bisa saja, kan mungkin temannya Pak Ketua, terus masuk ruangan, bisa saja," ucap dia.

Mendengar jawaban dari Marsudi, Hakim Palguna menjawab dengan pepatah yang berisi pihak dapat merobohkan suatu tempat adalah penjaga tempat itu sendiri, bukan pihak luar.

"Kira-kira seperti pepatah lama lah, jadi tembok China itu begitu kuatnya tidak mungkin diruntuhkan kecuali dengan menyuap penjaganya," ucap Palguna.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seberapa Kuat Situng KPU?

Profesor teknologi informasi pertama di Indonesia, Marsudi Wahyu Kisworo, ditunjuk sebagai ahli dari pihak Termohon (KPU) dalam sidang sengketa Pilpres 2019.

Marsudi juga merupakan arsitek IT KPU. Menurut jebolan ITB tahun 1983 dari jurusan Teknik Elektro dan mengambil spesialisasi Teknik dan Sistem Komputer ini, terkait keamanan dan kenyamanan tentunya akan berbanding terbalik.

"Kalau mau sangat aman berarti kenyamanan berkurang," kata Marsudi di ruang sidang MK, Kamis (20/6/2019).

Marsudi melanjutkan, pihaknya merancang keamanan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU beberapa lapis untuk sarana ke masyarakat untuk transparansi.

"Pengamanan yang ada di dalam hanya bisa diakses dari dalam (KPU) dan yang di luar hanya bisa diakses situsnya saja," kata Marsudi.

Begitu pula ketika terjadi bencana dan berdampak pada server Situng KPU, pihaknya sudah menyiapkan dua server di sebuah tempat yang dirahasiakan dan tidak bisa diakses sembarang orang.

"Kedua tempat itu tidak boleh dipublikasikan ke publik," kata Marsudi.

Terkait dengan hacker Situng KPU, menurut Marsudi, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh. Karena, meski situs tersebut di-hack, maka server Situng yang lain akan segera me-recovery.

"Jadi kemarin ada hacker Rusia, anak SMP, SMA, silakan saja. Enggak ada gunanya meretas Situng di website. Jadi, keamanan cukuplah, tidak sophisticated," kata Marsudi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.