Sukses

Survei Polmatrix: PPP dan Hanura Parpol Lama yang Paling Terancam Tidak Lolos Parlemen

Dendik mengatakan merosotnya elektabilitas di dua partai itu dikarenakan konflik internal yang hingga kini belum terselesaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu 2019 yang tinggal hitungan hari menjadi pertaruhan bagi partai-partai lama di Senayan. Survei Polmatrix Indonesia menyatakan dua partai politik lama terancam gagal mempertahankan kursi, keduanya yaitu PPP dan Hanura.

Di antara keduanya, Hanura menjadi partai politik lama yang  menempati posisi buncit di antara partai-partai Senayan. Survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Hanura sebesar 1,1 persen, sedangkan PPP 2,7 persen.

"Dengan memperhitungkan margin of error, di atas kertas sulit bagi Hanura untuk dapat menembus ambang batas parlemen.Hanya PPP masih berpeluang, tetapi elektabilitasnya jauh di bawah partai-partai papan tengah lainnya," ucap Direktur Riset Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam siaran pers di Jakarta, pada Rabu (10/4/2019)

Dendik mengatakan merosotnya elektabilitas di dua partai itu dikarenakan konflik internal yang hingga kini belum terselesaikan.

Di PPP seperti diketahui masih belim solid, terlebih setelah mantan ketua umumnya, Romahurmuziy terjerat operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Sedangkan ketua umum Hanura Osman Sapta Odang masih berjuang untuk maju lewat jalur senator.

Menurut Dendik, penangkapan ketua umum Romahurmuzy oleh KPK berpotensi pula menurunkan suara PPP dalam Pileg. Sementara itu gugatan OSO terhadap KPU supaya diperbolehkan maju sebagai caleg DPD mencerminkan apatisme di tubuh Hanura. Sebagian kader Hanura ditengarai memilih pindah ke partai lain di arena Pileg.

Konflik internal, lanjut Dendik, pernah pula membayangi Golkar, tetapi dapat segera diselesaikan. Meskipun demikian perbedaan pandangan tetap mengemuka di antara kader-kader Golkar dalam menyikapi dukungan terhadap Pilpres.

"Demokrat yang sudah relatif sepi dari konflik juga terbelah sikapnya dalam Pilpres.Berbeda dengan Golkar dan Demokrat, posisi PPP dan Hanura adalah juru kunci pada Pemilu 2014," ucap dia. 

Menurut Dendik, elektabilitas Golkar bertengger di angka 9,6 persen, sedangkan Demokrat 5,6 persen. PPP dan Hanura juga terancam oleh kehadiran parpol-parpol baru, seperti Partai Solidaritas Indonesia (3,9 persen) dan Perindo (1,9 persen). 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PDIP dan Gerinda Teratas

Sementara di posisi atas, dua parpol besar PDIP dan Gerindra masih unggul jauh di atas semua parpol. Elektabilitas PDIP mencapai 26,8 persen, sedangkan Gerindra 15,1 persen. Lalu PKB sebesar 8,2 persen.

Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 56,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 35,1 persen, dan sisanya 8,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Jika diekstrapolasikan, Jokowi-Ma’ruf berpeluang memenangkan Pilpres dengan elektabilitas 61,7 persen. Prabowo-Sandi cukup puas dengan 35,1 persen,” ucap dia.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada rentang waktu 1-7 April 2019, dengan jumlah responden 2000 orang. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut adalah elektabilitas lengkap partai politik:

PDIP: 26,8 persen

Gerindra: 15,1 persen

Golkar: 9,6 persen

PKB: 8,2 persen

Demokrat: 5,6 persen

Nasdem: 4,4 persen

PKS: 4,1 persen

PSI: 3,9 persen

PAN: 3,5 persen

PPP: 2,7 persen

Perindo: 1,9 persen

Hanura: 1,1 persen

PBB: 0,9 persen

Berkarya: 0,6 persen

PKPI: 0,4 persen

Garuda: 0,1 persen

Tidak tahu/tidak jawab: 11,6 persen

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.