Sukses

Jelang Debat Capres, Jokowi - Ma'ruf Amin Lakukan 5 Kali Simulasi

Dia menuturkan, tim telah bekerja semenjak kisi-kisi diberikan oleh KPU.

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, disebut tak sampai lebih dari lima kali melakukan simulasi untuk menghadapi debat perdana Capres malam ini, Kamis (17/1/2019). Adapun simulasi itu dilakukan bersama TKN dan tim.

"Secara keseluruhan baik masing-masing dan bersama sama jadi ngitung nih, tidak lebih dari lima kali," ujar anggota tim debat Jokowi-Ma'ruf Tina Talisa di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

Dia menuturkan, tim telah bekerja semenjak kisi-kisi diberikan oleh KPU, alias satu Minggu sebelum debat capres perdana.

Dia mengatakan strategi sudah disiapkan dalam debat ini. Termasuk apa dan siapa yang bakal membawakan materi khusus yang akan diangkat malam ini. Meskipun, Tina tak mau membocorkan elemen kejutan malam ini.

"Karena kalau panggungnya sebuah show konser, maka elemen surprisenya sudah kita sajikan semua ya toh," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Soal OTT

Maraknya Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disinyalir akan digunakan sebagai salah satu senjata Prabowo-Sandiaga untuk menghadapi Jokowi-Ma'ruf, di debat perdana Pilpres.

Tim pakar debat bidang hukum Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan, pihaknya sudah mengatasi serangan tersebut, jika isu dikeluarkan oleh kubu paslon nomor urut 02.

Hal ini disampaikannya saat melakukan simulasi dengan Jokowi-Ma'ruf di Jakarta Theater. Dimana isu korupsi, sebagai salah satu tema, dibahas bersama dengan tim.

"Kalau ditanya, kenapa sekarang terjadi banyak OTT pada masa Pak Jokowi, di masa lalu pun OTT sudah banyak," ucap Yusril di lokasi, Rabu 16 Januari 2019.

Selain itu, masih kata dia, komisi anti rasuah sekarang, lebih meningkatkan operasinya. Bahkan mnggunakan banyak cara.

"Sekarang KPK itu lebih meningkatkan operasi seperti itu. Karena dengan menggunakan penyadapan dan lain-lain, maka hasilnya tentu lebih banyak dengan keadaan sebelumnya," jelas Yusril.

Selain itu, menurut dia, OTT ini sangat disetujui oleh Jokowi dan tak akan dihentikan.

"Pak Jokowi mengatakan setuju, dan tidak akan menghentikan itu. Buktinya ketika OTT, uangnya memang ada, jadi mau diteruskan oleh KPK ya silahkan," ungkap Yusril.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.