Sukses

Para Syndicate: Ma'ruf Amin Belum Signifikan Beri Jokowi Efek Elektoral

Ma'ruf Amin dinilai tak cukup hanya memperkuat suara di basisnya.

Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas Jokowi dalam beberapa survei dinilai stagnan. Timses berkilah salah satu alasannya karena cawapres Ma'ruf Amin belum berkampanye. Ketua Majelis Ulama Indonesia nonaktif itu baru akan mulai berkampanye Januari 2019.

Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo setuju bahwa Ma'ruf belum memberikan manfaat elektoral bagi Jokowi. Ari menilai Ma'ruf memang belum maksimal berkampanye.

Ia menduga faktor panjangnya masa kampanye menjadi kendala. Usia Ma'ruf Amin yang tergolong tua adalah alasan harus bisa membagi waktu.

"Sehingga ada keterbatasan yang harus disesuaikan sehingga memang saya pikir mungkin sekitar Januari bisa lebih turun ke jalan," kata Ari di kantor PARA Syndicate di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2018).

Kedatangan Ma'ruf ke sejumlah pesantren dalam tiga bulan kampanye ini, menurut Ari belum maksimal menarik magnet elektoral. Dia menduga kegalauan partai menyinergikan elektoral partai dengan capres-cawapres menjadi alasan strategi timses belum berjalan.

"Berbagi peran berdasarkan teritori basis suara ini belum terjadi, banyak apakah masuk ke wilayah pesantren atau berbasis Islam atau seperti apa, nah inikan belum kelihatan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suara Basis Ma'ruf

Ma'ruf diakui Ari bisa meningkatkan suara yang memang menjadi basisnya. Seperti di Banten, yang kata dia, elektabilitas Jokowi sudah mulai mengimbangi Prabowo Subianto.

Namun, Ari menuturkan tidak cukup hanya menguatkan basis yang ada. Seperti kalangan Nahdlatul Ulama yang jadi andalan Ma'ruf. Tapi penguatan elektoral perlu merambah ke basis lain-lainnya.

"Ini memang bagaimana signifikan bukan karena bergerak dari basis NU dan Banten, bisa bergerak lagi lebih luas," tuturnya.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Saksikan video pilihan di bawah ini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.