Sukses

Prabowo: Genderuwo Politik Itu Tidak Ada

Entah siapa yang dituju, Capres Prabowo Subianto menyebutkan istilah baru dalam kamus politiknya, Genderewo Politik

Liputan6.com, Garut Calon Presiden Prabowo Subianto kembali memunculkan istilah baru dalam upayanya meraih simpati masyarakat. Menurutnya politik saat ini terkesan menakutkan hingga muncul istilah baru yang cukup mengkhawatirkan.

"Politik itu artinya adalah keinginan memperbaiki kehidupan rakyat, itu arti politik, tapi akhirnya jadi menakutkan, saking takutnya hingga ada Genderuwo politik," ujar dia dalam safari politiknya di Kampung Sukaraja Desa Jatisari Kecamatan Karang Pawitan, Garut.

Di tengah peluncuran buku barunya yang berjudul 'Paradoks Indonesia' ya ia bagikan di Garut itu, mantan Danjen Kopassus tersebut menjabarkan kondisi dan realita Indonesia saat ini yang sudah sangat mengkhawatirkan.

"Tapi saya kira enggak ada lah itu Genderuwo politik, tampangnya juga saya juga enggak tahu, tapi oke setop, jangan terlalu lanjut ada tv di sini, piss, piss," ujar dia sambil mengacungkan dua jari meminta pendukungnya agar tetap tenang yang tengah gelak tawa merespon istilah barunya itu.

Menurutnya, politik itu keinginan memperbaiki kehidupan rakyat, sehingga seluruh pihak, baik ibu-ibu atau emak-emak, dan lainnya mesti memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan negeri. "Kalau ekonomi rusak, kehidupan rusak, anak saya hidupnya bagaimana nanti," kata Prabowo Subianto yang disambut tepuk tangan pendukungnya.

Untuk itulah, ia bersama pasangannya, Sandiaga Salahudin Uno kembali turun meramaikan pesta demokrasi pemilihan presiden Indonesia, untuk memperebutkan masa jabatan lima tahun ke depan.

“Saya merasakan, bahwa negara kita berada dalam arah yang tidak baik, dalam arah yang keliru dan data-data yang saya kumpulkan selama belasan tahun, puluhan tahun, semuanya menunjukan ke arah yang tidak baik, itu kekayaan bangsa Indonesia tidak tinggal di Indonesia, kekayaan bangsa Indonesia mengalir ke luar," papar dia.

Ia mencontohkan salah satu rekannya pengusaha rumah sakit di Semarang telah nombok uang hingga Rp 110 miliar, akibat pembayaran klaim BPJS yang telat dari pemerintah. "Dia bicara ke saya, pak, Saya pengusaha sudah 35 tahun, belum pernah ekonomi separah keadaan sekarang," ujar dia yang diamini seluruh pendukungnya yang hadir.

Menurutnya, berdasarkan data bank dunia yang ia miliki, kekayaan bangsa Indonesia hanya dinikmati segelintir orang konglomerat yang kurang dari satu persen jumlah penduduk saat ini. "Dan itu semua saya tuangkan dalam (buku) paradoks Indonesia, mudah-mudahan saudara bisa terima buku itu, tapi jangan dipegang saja harus dibaca," ungkap Prabowo Subianto.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sindir Pekerja Asing

Dalam kesempatan itu, Prabowo kembali mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi yang telah membebaskan masuknya tenaga kerja asing di Indonesia. Padahal angka pengangguran dalam negeri terbilang masih tinggi.

"Itu elite di Jakarta tidak mengerti apa yang terjadi di Indonesia, mereka mengatakan ekonomi kita bagus, rakyat gembira kok, rakyat mau kerja boleh, saking banyaknya lapangan kerja, tenaga kerja dari asing boleh berbondong-bondong masuk, tapi rakyat kita banyak yang nganggur," papar dia.

Menurutnya, seorang pemimpin atau pemerintah harus memiliki kapasitas dan integritas dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Sehingga tekadnya jika terpilih adalah mewujudkan tujuan mulia tersebut bagi masyarakat.

"Elite di Jakarta ini mengira bisa rekayasa semua, di Indonesia ini memang ada otak-otak orang yang suka nipu, rekayasa semua, semua bisa diatur, semua bisa dibeli, semua bisa disogok," kata dia.

Untuk itu, menjelang pemilihan presiden yang akan di gelar tahun mendatang, ia meminta semua pendukungnya menyukseskan pemilihan dengan memberikan pilihannya pada dia.

"Memang agama Islam mengajarkan kepada kita, bahwa Allah SWT tidak akan mengubah sebuah nasib satu kaum, manakala kala kaum itu tidak bisa mengubah nasibnya sendiri," kata Prabowo menyitir salah satu ayat dalam Alquran itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.